Dengan dimulainya Olimpiade Musim Dingin minggu ini, tepatnya Jumat (7/2), perhatian dunia mengarah ke Sochi. Namun saat atlet dan turis pergi, Rusia akan menghabiskan anggaran lebih dari US$50 miliar untuk perhelatan tersebut. Dengan melonjaknya biaya, muncul pertanyaan apa manfaat dan kerugian menjadi tuan rumah pesta olahraga tersebut.
Rusia membangun tujuh fasilitas baru di kota pesisir Sochi, dan sebuah resor ski kelas dunia baru di pegunungan dekatnya untuk perhelatan 17 hari tersebut. Semua itu dibayar dengan anggaran yang sejauh ini termahal dalam sejarah Olimpiade.
Melonjaknya pengeluaran tuan rumah Olimpiade bukan berita baru. Olimpiade Musim Panas 2004 di Athena menghabiskan biaya sekitar $11 miliar, sebagian berkontribusi terhadap krisis utang yang masih berlangsung di negara tersebut.
Anggaran Melonjak
Penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas 2008 di Beijing, diyakini menghabiskan biaya $40 miliar, termasuk konstruksi Stadion Nasional Beijing yang sangat besar, disebut Sarang Burung, yang sekarang jarang dipakai.
Enam tahun kemudian, biaya Olimipiade Sochi diperkirakan melebihi $50 miliar. Dengan biaya menggunung seperti itu, pertanyaannya adalah: untuk apa jadi tuan rumah?
Bob Sweeney, yang memimpin DC2024, sebuah kelompok yang bertujuan membawa Olimpiade Musim Panas 2024 ke Washington, D.C., mengatakan, "Kota hebat harus melakukan hal-hal yang hebat, dan ini adalah hal terbesar dalam dunia olahraga."
Lisa Delpy Neirotti, profesor manajemen olahraga di George Washington University, mengatakan menjadi tuan rumah adalah lebih dari sekadar uang.
"Untuk setiap kota dan negara yang menjadi tuan rumah, mereka memiliki tujuan-tujuan tersendiri. Untuk Sochi, mereka ingin membangun resor ski kelas satu, dan untuk membuat orang-orang tahu bahwa Sochi adalah bagian dari Rusia, dan tempat ini adalah tujuan wisata musim panas dan musim dingin," ujarnya.
"Bagi London, mereka ingin mengembangkan daerah East End. Ketika New York mengusulkan jadi tuan rumah, tujuan utamanya adalah untuk mendapat stadion baru untuk tim-tim sepakbola. Mereka paham kegiatan ini dapat menjadi katalis pembangunan, dan ada anggaran yang bisa mengalir. Setiap negara dan kota tuan rumah punya alasan sendiri, dan tidak semuanya sama."
Neirotti menambahkan bahwa menentukan biaya pasti menjadi tuan rumah Olimpiade sulit dihitung. Ia memperkirakan bahwa biaya sebenarnya untuk menyelenggarakan kompetisi adalah "hanya" $3 miliar, dan itu termasuk pengeluaran seperti transportasi dan keamanan.
"Hal-hal itu sebagian besar didanai sponsor dan uang penyiaran. Biaya tambahan lain adalah pembangunan," ujarnya.
"Misalnya saja pembangunan jalan layang empat jalur ke pegunungan, atau kereta berkecepatan tinggi, dan tujuh tempat baru di arena Adler yang sebelumnya tidak ada. Jika tidak perlu membangun semua infrastruktur, anggaran Olimpiade sebetulnya sangat beralasan."
Perencanaan Strategis
Neirotti mengatakan penyelenggaraan Olimpiade tidak perlu menjadi beban finansial yang besar, sepanjang tuan rumah melakukan perencanaan awal.
"Seringkali uangnya diterima dari anggaran pemerintah yang seharusnya untuk 10 tahun mendatang. Jika dilakukan dengan benar, dana bisa didapat dari sponsor, hak penyiaran, dan anggaran masyarakat untuk masa yang akan datang," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Komite Olimpiade Internasional (IOC) harus menyeleksi kandidat dengan rencana yang paling bertanggung jawab. IOC harus benar-benar mengamati dan menganalisa faktor-faktor korupsi dan kualitas kehidupan.
Sochi, menurutnya, bukan contoh yang baik sebagai tuan rumah Olimpiade.
“Jarang sekali OIC memilih daerah penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin yang tidak memiliki resor ski," ujarnya.
Olimpiade Musim Panas 2016 di Rio de Janeiro diperkirakan akan menghabiskan biaya $14 miliar, jauh lebih rendah daripada anggaran Beijing dan Rusia. Namun biasanya proyeksi awal ini melonjak sampai upacara pembukaan. (VOA/Brian Allen)
Rusia membangun tujuh fasilitas baru di kota pesisir Sochi, dan sebuah resor ski kelas dunia baru di pegunungan dekatnya untuk perhelatan 17 hari tersebut. Semua itu dibayar dengan anggaran yang sejauh ini termahal dalam sejarah Olimpiade.
Melonjaknya pengeluaran tuan rumah Olimpiade bukan berita baru. Olimpiade Musim Panas 2004 di Athena menghabiskan biaya sekitar $11 miliar, sebagian berkontribusi terhadap krisis utang yang masih berlangsung di negara tersebut.
Anggaran Melonjak
Penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas 2008 di Beijing, diyakini menghabiskan biaya $40 miliar, termasuk konstruksi Stadion Nasional Beijing yang sangat besar, disebut Sarang Burung, yang sekarang jarang dipakai.
Enam tahun kemudian, biaya Olimipiade Sochi diperkirakan melebihi $50 miliar. Dengan biaya menggunung seperti itu, pertanyaannya adalah: untuk apa jadi tuan rumah?
Bob Sweeney, yang memimpin DC2024, sebuah kelompok yang bertujuan membawa Olimpiade Musim Panas 2024 ke Washington, D.C., mengatakan, "Kota hebat harus melakukan hal-hal yang hebat, dan ini adalah hal terbesar dalam dunia olahraga."
Lisa Delpy Neirotti, profesor manajemen olahraga di George Washington University, mengatakan menjadi tuan rumah adalah lebih dari sekadar uang.
"Untuk setiap kota dan negara yang menjadi tuan rumah, mereka memiliki tujuan-tujuan tersendiri. Untuk Sochi, mereka ingin membangun resor ski kelas satu, dan untuk membuat orang-orang tahu bahwa Sochi adalah bagian dari Rusia, dan tempat ini adalah tujuan wisata musim panas dan musim dingin," ujarnya.
"Bagi London, mereka ingin mengembangkan daerah East End. Ketika New York mengusulkan jadi tuan rumah, tujuan utamanya adalah untuk mendapat stadion baru untuk tim-tim sepakbola. Mereka paham kegiatan ini dapat menjadi katalis pembangunan, dan ada anggaran yang bisa mengalir. Setiap negara dan kota tuan rumah punya alasan sendiri, dan tidak semuanya sama."
Neirotti menambahkan bahwa menentukan biaya pasti menjadi tuan rumah Olimpiade sulit dihitung. Ia memperkirakan bahwa biaya sebenarnya untuk menyelenggarakan kompetisi adalah "hanya" $3 miliar, dan itu termasuk pengeluaran seperti transportasi dan keamanan.
"Hal-hal itu sebagian besar didanai sponsor dan uang penyiaran. Biaya tambahan lain adalah pembangunan," ujarnya.
"Misalnya saja pembangunan jalan layang empat jalur ke pegunungan, atau kereta berkecepatan tinggi, dan tujuh tempat baru di arena Adler yang sebelumnya tidak ada. Jika tidak perlu membangun semua infrastruktur, anggaran Olimpiade sebetulnya sangat beralasan."
Perencanaan Strategis
Neirotti mengatakan penyelenggaraan Olimpiade tidak perlu menjadi beban finansial yang besar, sepanjang tuan rumah melakukan perencanaan awal.
"Seringkali uangnya diterima dari anggaran pemerintah yang seharusnya untuk 10 tahun mendatang. Jika dilakukan dengan benar, dana bisa didapat dari sponsor, hak penyiaran, dan anggaran masyarakat untuk masa yang akan datang," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Komite Olimpiade Internasional (IOC) harus menyeleksi kandidat dengan rencana yang paling bertanggung jawab. IOC harus benar-benar mengamati dan menganalisa faktor-faktor korupsi dan kualitas kehidupan.
Sochi, menurutnya, bukan contoh yang baik sebagai tuan rumah Olimpiade.
“Jarang sekali OIC memilih daerah penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin yang tidak memiliki resor ski," ujarnya.
Olimpiade Musim Panas 2016 di Rio de Janeiro diperkirakan akan menghabiskan biaya $14 miliar, jauh lebih rendah daripada anggaran Beijing dan Rusia. Namun biasanya proyeksi awal ini melonjak sampai upacara pembukaan. (VOA/Brian Allen)