Tautan-tautan Akses

Biden dan Trump Beda Pendapat soal Kekuatan Militer AS


Kandidat Presiden AS Joe Biden dan Donald Trump sama-sama berpandangan AS membutuhkan militer yang kuat.
Kandidat Presiden AS Joe Biden dan Donald Trump sama-sama berpandangan AS membutuhkan militer yang kuat.

Kandidat Presiden AS Joe Biden dan Donald Trump sama-sama mengatakan bahwa Amerika membutuhkan militer yang kuat. Biden mengatakan militer AS saat ini kuat, sementara Trump mengatakan Biden telah melemahkan militer AS yang akan dibangunnya kembali jika kelak menjadi orang nomor satu di Gedung Putih.

Berbicara dalam acara wisuda Akademi Militer Amerika West Point Sabtu lalu (25/5), Presiden Joe Biden mengatakan Amerika tidak pernah meminta militer melakukan begitu banyak hal di begitu banyak wilayah pada saat bersamaan.

“Saat ini tentara Amerika mendukung warga Ukraina yang berani untuk mempertahankan kemerdekaan mereka. Tentara kita bekerja setiap waktu untuk menjaga agar amunisi dan piranti (perang) dapat masuk lewat darat, laut dan udara,” kata Biden.

Komitmen militer Amerika ini juga mencakup wilayah Timur Tengah.

“Angkatan Udara Amerika telah mengirimkan makanan lewat udara, mendistribusikan puluhan ribu porsi makanan bagi warga Gaza. Dalam menghadapi serangan Iran terhadap Israel baru-baru ini, yang belum pernah terjadi sebelumnya, kita mengajak mitra-mitra – termasuk negara-negara Arab – untuk menangkis serangan lanjutan (Iran),” tambahnya.

Sementara, Donald Trump mengatakan bahwa Biden justru memimpin militer Amerika menuju “situasi berbahaya yang tidak masuk akal.”

“Negara kita telah benar-benar dipermalukan. Kita memiliki presiden yang korup, yang telah disusupi, Crooked Joe Biden telah menyeret kita ke Perang Dunia Ketiga. Inilah yang terjadi,”sindir Trump.

Trump mengatakan Biden seharusnya tidak menimbulkan risiko terjadinya perang dengan Rusia dan China. Dalam sebuah video kampanye, Trump berjanji akan menempatkan militer Amerika dalam kebijakan luar negeri yang selalu mengutamakan kepentingan Amerika.

“Saya akan meminta Eropa untuk mengganti biaya penyediaan pasokan yang dikirim ke Ukraina, yang seharusnya mereka lakukan sekarang, tetapi Joe Biden terlalu lemah dan tidak berwibawa untuk mengajukan permintaan seperti itu.”

Biden mengatakan militer Amerika sedang memperkuat aliansi dan menanamkan investasi dalam upaya pencegahan.

“Mempertahankan nilai-nilai kita dengan bersikap tegas terhadap para tiran, dan (sekaligus) menjaga perdamaian, tetapi juga melindungi kebebasan dan keterbukaan. Berkat Angkatan Bersenjata AS, kita dapat melakukan apa yang dapat dilakukan sebagai bangsa, sebagai satu-satunya negara adidaya di dunia, dan sebagai negara demokrasi terdepan di dunia.”

Departemen Pertahanan Amerika mengatakan rekrutmen Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara pada tahun fiskal 2023 meleset dari target lebih dari 40.000 orang.

Trump mengatakan hal ini karena banyak orang tidak ingin bekerja di militer Amerika karena apa yang disebutnya sebagai – dalam tanda kutip – “kebijakan yang tidak adil dan pembersihan politik.”

“Saya akan memulihkan budaya kebanggaan dan tradisi terhormat Angkatan Bersenjata Amerika, dan tidak akan ada Marxisme yang diizinkan, tidak ada komunisme yang diizinkan, dan kami akan menyingkirkan para fasis,” tandasnya.

Militer Amerika mengatakan ada beberapa alasan mengapa jumlah sumber daya yang direkrut turun, termasuk karena membaiknya kondisi perekonomian yang membuat anak-anak muda memiliki lebih banyak opsi. Juga karena semakin besarnya ketidakpercayaan pada institusi-institusi di kalangan Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997-2012. [em/jm]

Biden dan Trump Beda Pandangan Terkait Kepemilikan Senjata Api
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:12 0:00

Forum

XS
SM
MD
LG