Tautan-tautan Akses

Biden Disebut Terlalu Dini Umumkan Gencatan Senjata Israel Hamas


Mobil PBB melewati truk pengantar bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza melalui perbatasan Kerem Shalom (Karm Abu Salem) di bagian selatan wilayah Palestina, di Rafah, Jalur Gaza selatan, 17 Februari 2024. (SAID KHATIB/AFP)
Mobil PBB melewati truk pengantar bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza melalui perbatasan Kerem Shalom (Karm Abu Salem) di bagian selatan wilayah Palestina, di Rafah, Jalur Gaza selatan, 17 Februari 2024. (SAID KHATIB/AFP)

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengaku optimis gencatan senjata antara Israel dan Hamas dapat segera disepakati pada akhir pekan ini. Meski begitu, pernyataan Biden ini dianggap terlalu dini karena Israel dan Hamas masih mempelajari kesepakatan itu.

“Well, I hope by the beginning of the weekend, I mean the end of the weekend.”

Pada akhir pekan, itulah jawaban Presiden Amerika Serikat Joe Biden ketika diberi pertanyaan kapan gencatan senjata akan terjadi di Gaza.

Harapan bahwa gencatan senjata itu akan terjadi sebelum hari Senin (4/3) pekan depan disampaikan Biden pada hari Senin (26/2) lalu, setelah dirinya mengaku telah memperoleh informasi terkait dari penasihat keamanan Gedung Putih.

Upaya negosiasi untuk menghentikan sementara peperangan antara Israel dan Hamas utamanya bertujuan membebaskan sandera yang ditahan di Gaza oleh Hamas. Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan ratusan warga Palestina yang menjadi tahanan mereka.

Gencatan senjata selama 40 hari diajukan dalam negosiasi ini, termasuk di dalamnya memperbolehkan ratusan truk bantuan masuk ke Gaza setiap harinya.
Para pihak yang terlibat negosiasi dihadapkan pada tenggat waktu tidak tertulis, yaitu saat dimulainya bulan Ramadan pada sekitar tanggal 10 Maret mendatang. Sejarah menunjukkan, ketegangan antara Israel dan Palestina kerap meningkat pada bulan suci tersebut.

Meski begitu, Qatar selaku mediator dalam negosiasi gencatan senjata ini mengaku tidak bisa berkomentar mengenai pernyataan yang disampaikan Biden. Pasalnya, menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari, belum ada terobosan yang bisa diumumkan terkait kesepakatan gencatan senjata dan para tahanan.

Al-Ansari juga menjelaskan dalam konferensi pers yang digelar hari Selasa (27/2) lalu bahwa Qatar “terus mendorong” Israel dan Hamas agar menerima proposal perjanjian yang dibuat di Paris pada pekan lalu.

Biden Disebut Terlalu Dini Sampaikan Gencatan Senjata Israel Hamas
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:40 0:00

“Kami melihat arah yang positif dari terjadinya pertemuan itu, tetapi belum ada kesepakatan final. Semoga kami bisa mengumumkannya di awal bulan Ramadan – sebuah jeda kemanusiaan yang dapat meredakan ketegangan, dan memungkinkan kita untuk membawa masuk bantuan ke Gaza. Ketegangan akan mulai menurun dari sana,” ujar Al-Ansari.

Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas sebelumnya pernah terjadi pada bulan November 2023 lalu selama satu pekan. Sebanyak lebih dari 100 tahanan Israel dibebaskan oleh Hamas, dan Israel membebaskan tahanan Palestina sebanyak tiga kali lipat dari jumlah tersebut.

Selama beberapa minggu terakhir, baik Israel maupun Hamas secara terbuka mempertahankan posisi yang berbeda terkait kemungkinan kesepakatan gencatan senjata, sembari menyalahkan satu sama lain atas penundaan yang terjadi.

Israel mengatakan bahwa mereka tidak akan mengakhiri perang sampai Hamas dihancurkan. Sementara Hamas mengatakan bahwa mereka tidak akan membebaskan sandera tanpa adanya komitmen untuk mengakhiri perang secara permanen.

Sejumlah pejabat tinggi Hamas bahkan menyebut pernyataan Biden terkait gencatan senjata ini masih terlalu dini untuk disampaikan. [ti/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG