Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memutuskan untuk menghentikan pendanaan internasional bagi pemerintah Rusia pada Selasa (22/2) dan menjatuhkan sanksi pada dua bank besar dari negara tersebut.
Biden menyatakan bahwa pergerakan pasukan Rusia ke wilayah Ukraina timur adalah “pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.”
Kecaman datang dari banyak sekutu AS dan lembaga multilateral lainnya, termasuk Sekretaris Jenderal PBB António Guterres.
Dalam pidato singkat di Gedung Putih kepada rakyat Amerika, Biden mengatakan perintah Presiden Rusia Vladimir Putin yang keluar pada Senin (21/2) malam untuk mengirim pasukan melintasi perbatasan timur Ukraina ke wilayah Luhansk dan Donetsk adalah “awal dari invasi Rusia ke Ukraina.” Beberapa jam sebelumnya, Putin telah mendeklarasikan kedua wilayah itu sebagai wilayah independen, bukan lagi bagian dari Ukraina.
Biden dengan tajam bertanya, “Demi Tuhan, siapa yang menurut Putin memberinya hak untuk mendeklarasikan apa yang disebut negara baru di wilayah milik negara tetangganya?”
Pemimpin AS mengatakan sanksinya akan mencegah pemerintah Rusia “menerima uang dari Barat,” dan dia berjanji bahwa Rusia “akan membayar harga yang lebih tinggi (dengan lebih banyak sanksi) jika pasukannya maju lebih jauh” ke arah barat dalam wilayah Ukraina.
Ia menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak berniat “memerangi Rusia.” Namun dia mengatakan bahwa “tidak seorang pun dari kita harus tertipu, tidak seorang pun dari kita akan tertipu” oleh niat Putin dalam mengerahkan apa yang disebutnya sebagai “pasukan penjaga perdamaian” ke negara yang pernah menjadi republik Soviet itu, yang telah merdeka sejak 1991.
Biden juga memerintahkan pemindahan pasukan infanteri dan bantuan udara dari tempat lain di Eropa yang lebih dekat ke perbatasan Rusia, karena wilayah itu bersiap untuk kemungkinan diserang.
Ia mengatakan, pasukan tambahan AS dikerahkan ke Baltik untuk “mengirim pesan yang jelas bahwa Amerika bersama dengan sekutu kami, akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO.”
Pengerahan militer terbaru yang dikerahkan merespon situasi yang terjadi termasuk di antaranya sebuah batalion lebih dari 800 tentara yang dikerahkan dari Italia ke wilayah Baltik, delapan jet tempur F-35 dan 20 helikopter serang Apache dari Jerman ke Baltik, dan 12 Apache dari Yunani ke Polandia.
Pada Senin (21/2), dalam pidatonya, Putin menyatakan bahwa Ukraina tidak pernah menjadi negara merdeka dan menjadi bagian dari lingkup pengaruh Rusia yang lebih besar, bukan “boneka” Barat. [lt/ps]