Tautan-tautan Akses

Biden: Militer AS akan Pasok Makanan dan Kebutuhan Lain ke Gaza Lewat Udara


Warga Palestina antre untuk mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, Jumat, 23 Februari 2024. (Foto: AP)
Warga Palestina antre untuk mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, Jumat, 23 Februari 2024. (Foto: AP)

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Jumat (1/3) mengumumkan rencana pengiriman makanan dan pasokan militer pertama ke Gaza, sehari setelah insiden penembakan Israel yang menyebabkan banyak warga Palestina yang mengantre distribusi makanan, tewas. Insiden tersebut menyoroti eskalasi bencana kemanusiaan di kantong padat penduduk di wilayah itu.

Biden mengatakan pengiriman udara AS akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Negara-negara lain, termasuk Yordania dan Prancis, telah mengirimkan bantuan melalui udara ke Gaza.

“Kita perlu berbuat lebih banyak dan Amerika Serikat akan berbuat lebih banyak,” kata Biden kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa “bantuan yang mengalir ke Gaza tidak cukup.”

Penasihat komunikasi keamanan nasional Gedung Putih John Kirby menjawab pertanyaan saat konferensi pers di Gedung Putih di Washington, AS, 15 Februari 2024. (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)
Penasihat komunikasi keamanan nasional Gedung Putih John Kirby menjawab pertanyaan saat konferensi pers di Gedung Putih di Washington, AS, 15 Februari 2024. (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)

Di Gedung Putih, juru bicara John Kirby menekankan bahwa pengiriman makanan melalui udara akan menjadi "upaya yang berkelanjutan." Dia menambahkan bahwa pengiriman makanan pertama kemungkinan akan berupa makanan siap saji ala militer.

“(Pengiriman) ini tidak hanya akan sekali dan selesai,” kata Kirby.

Biden mengatakan kepada wartawan bahwa AS juga sedang mempertimbangkan kemungkinan koridor maritim untuk menyalurkan bantuan dalam jumlah besar ke Gaza.

Pengiriman melalui udara bisa dimulai paling cepat akhir pekan ini, kata para pejabat.

Setidaknya 576.000 orang di Jalur Gaza – seperempat dari populasi wilayah kantong tersebut – berada selangkah lagi dari kelaparan, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.

Otoritas kesehatan Gaza mengatakan pasukan Israel menewaskan lebih dari 100 orang saat mencoba mencapai konvoi bantuan di dekat Kota Gaza pada Kamis pagi. Warga Palestina menghadapi situasi yang semakin menyedihkan hampir lima bulan setelah perang yang dimulai dengan serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.

Israel menyalahkan sebagian besar kematian tersebut karena kerumunan orang di sekitar truk bantuan. Mereka mengatakan bahwa para korban terinjak atau tertabrak. Seorang pejabat Israel juga menyatakan bahwa pasukan mereka "memberikan respons terbatas" dengan menembaki kerumunan orang yang mereka anggap sebagai ancaman.

Banyak warga Gaza yang kini hanya memakan pakan ternak dan bahkan kaktus untuk bertahan hidup. Para petugas medis mengatakan anak-anak sekarat di rumah sakit karena kekurangan gizi dan dehidrasi. PBB mengatakan mereka menghadapi “hambatan besar” dalam mendapatkan bantuan.

AS dan negara-negara lain juga mengantisipasi bahwa bantuan akan meningkat melalui kesepakatan gencatan senjata sementara. Menurut Biden pada Jumat, diperkirakan kesepakatan ini akan terjadi pada saat bulan Ramadan, yang dimulai pada 10 Maret.

Seorang warga Palestina berdiri di lokasi serangan Israel terhadap sebuah rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza, 1 Maret 2024. (Foto: Reuters)
Seorang warga Palestina berdiri di lokasi serangan Israel terhadap sebuah rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza, 1 Maret 2024. (Foto: Reuters)

Israel Awasi Pengiriman Udara

Namun, masih ada pertanyaan tentang efektivitas pengiriman bantuan melalui udara ke Gaza.

"Hal tersebut tidak menangani akar permasalahan," kata pejabat itu sambil menambahkan bahwa pada akhirnya hanya dengan membuka batas daratlah masalah ini dapat ditangani secara serius.

Masalah lainnya, tambah pejabat itu, adalah bahwa AS tidak dapat memastikan bahwa bantuan tersebut tidak sampai ke tangan Hamas, mengingat AS tidak memiliki pasukan di lapangan.

"Para pekerja kemanusiaan selalu mengeluh bahwa pengiriman makanan melalui udara adalah kesempatan untuk mengambil foto yang bagus, tetapi merupakan cara yang buruk untuk mengirimkan bantuan," kata Richard Gowan, Direktur PBB dari International Crisis Group.

Gowan menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan cukup bantuan adalah melalui konvoi bantuan yang akan mengikuti gencatan senjata.

“Dapat dikatakan bahwa situasi di Gaza sekarang sangat buruk sehingga pasokan tambahan apa pun setidaknya akan meringankan beberapa penderitaan. Namun, ini hanya tindakan sementara,” tambah Gowan.

Di bawah tekanan dari dalam dan luar negeri, pejabat AS lainnya mengatakan pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan pengiriman bantuan melalui laut dari Siprus, sekitar 210 mil laut di lepas pantai Mediterania Gaza.

Di Gedung Putih, Kirby mengakui bahwa pengiriman bantuan udara ke Gaza “sangat sulit” karena padatnya populasi dan konflik yang sedang berlangsung.

AS selama berbulan-bulan mendesak Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan ke Gaza, tetapi Israel menentang hal itu.

Kirby mengatakan Israel telah mencoba melakukan pengiriman makanan melalui udara ke Gaza dan mendukung usaha AS dalam melakukan pengiriman bantuan melalui udara.

“Kami mengetahui adanya bantuan kemanusiaan dari udara,” kata seorang pejabat Israel di Washington.

Pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonimitas, tidak menjawab pertanyaan apakah AS telah mendapat persetujuan Israel terlebih dahulu mengenai pengiriman makanan melalui udara atau sedang berkoordinasi dengan mereka dalam upaya tersebut.

PBB mengirimkan bantuan ke Gaza utara yang terkepung untuk pertama kalinya dalam lebih dari seminggu pada Jumat, kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB. PBB mengirimkan obat-obatan, vaksin, dan bahan bakar ke rumah sakit al-Shifa di Kota Gaza. [ah/ft]

Forum

XS
SM
MD
LG