Presiden AS Joe Biden menyebut Raja Yordania, Abdullah, sebagai “teman yang baik, setia, terhormat” dalam pertemuan Senin (19/7) di Gedung Putih, yang pertama dari tiga pembicaraan tatap muka yang akan dilakukannya dalam beberapa minggu mendatang dengan para pemimpin Timur Tengah.
Biden menggambarkan raja itu sebagai sekutu yang kuat di “lingkungan yang keras,” dalam menunjukkan dukungan bagi pemimpin Yordania itu setelah tantangan April lalu terhadap pemerintahannya dari saudara tirinya.
“Anda selalu ada di sana, dan kami akan selalu ada untuk Yordania,” kata Biden saat tampil di kantor kepresidenan (Oval Office) bersama Abdullah dan putranya, Putra Mahkota Hussein.
Sementara itu, Abdullah mengatakan, “Anda selalu dapat mengandalkan saya, negara saya, dan banyak rekan kami di kawasan itu.”
Pertemuan Senin itu juga mencakup diskusi tentang situasi di Suriah, di mana satu dekade konflik telah mendorong lebih dari 1 juta warga Suriah mengungsi ke Yordania, serta situasi di negara tetangga Yordania, Irak, di mana pasukan AS telah menjadi sasaran serangan oleh milisi yang didukung Iran.
Topik lain diperkirakan termasuk upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran, pembicaraan damai Israel-Palestina yang tidak aktif dan Kesepakatan Abraham era Trump di mana Israel menormalkan hubungan dengan empat negara Arab. [lt/ft]