Presiden AS Joe Biden, Senin (23/5) mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin “harus membayar mahal atas kebiadabannya di Ukraina.”
Berbicara dalam kunjungan ke Jepang, Biden menekankan pentingnya mengirim pesan dengan sanksi-sanksi jangka panjang untuk Rusia.
“Jika, pada kenyataannya, setelah semua yang dia lakukan ada pemulihan hubungan antara Ukraina dan Rusia, dan sanksi tidak terus dipertahankan dalam banyak hal, lalu apa sinyal yang dikirim ke China tentang upayanya untuk mencaplok Taiwan dengan paksa?” kata Biden.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Senin (23/5) menyerukan peningkatan tekanan pada Rusia. Dia mengatakan kepada Forum Ekonomi Dunia dalam pidato virtual bahwa harus ada embargo minyak Rusia, pemblokiran pada bank-bank Rusia dan penghentian semua perdagangan dengan Rusia.
“Inilah sanksi yang seharusnya: Sanksi-sanksi itu harus maksimal, sehingga Rusia dan setiap calon agresor lainnya yang ingin mengobarkan perang brutal terhadap negara tetangganya akan dengan jelas mengetahui konsekuensi langsung dari tindakan mereka,” kata Zelenskyy melalui seorang penerjemah.
Dia mengatakan jika sanksi seperti itu telah diberlakukan tiga bulan lalu, hasilnya adalah “puluhan ribu nyawa terselamatkan."
Beberapa jam sebelumnya, Mykhailo Podolyak, negosiator utama Ukraina dengan Rusia dan penasihat Zelenskyy, menyoroti masalah impor minyak Rusia oleh Eropa, dengan mengatakan bahwa pembelian tersebut berjumlah sekitar $1 miliar setiap hari.
“Rusia terus membunuh anak-anak, memperkosa wanita, dan menghancurkan kota-kota,” cuit Podolyak di Twitter. “Ukraina terus mempertahankan perbatasan Eropa dan peradaban demokratis. Tarik kesimpulan.”
Para pemimpin Uni Eropa telah mengusulkan larangan minyak Rusia, tetapi ketergantungan besar oleh beberapa negara anggotanya sejauh ini telah menghalangi upaya tersebut. [lt/ab]