Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Minggu (5/1) menyatakan bahwa peristiwa 6 Januari 2021—ketika para pendukung Donald Trump menyerbu Gedung Capitol—tidak boleh dilupakan atau “ditulis ulang,” bahkan setelah empat tahun berlalu.
“Saya kira kita tidak harus berpura-pura peristiwa itu tidak pernah terjadi,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Putih, sehari sebelum kemenangan Trump kembali disahkan oleh Kongres.
Setelah Biden memenangkan pemilihan presiden 2020, saat itu Presiden Trump meminta Kongres serta wakil presidennya untuk memblokir pengesahan tersebut, dengan klaim tanpa bukti bahwa kecurangan masif menyebabkan dirinya kalah.
Usai sebuah aksi di luar Gedung Putih, para pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol dan memaksa proses sertifikasi ditunda hingga pagi hari berikutnya.
“Saya kira apa yang dia (Trump) lakukan adalah murni ancaman nyata bagi demokrasi,” kata Biden pada Minggu, seraya menambahkan, “Tapi saya berharap kita sudah melewati itu.”
“Saya rasa hal itu tidak boleh ditulis ulang, dan menurut saya itu tak boleh dilupakan,” ujarnya.
Biden pun menekankan upayanya untuk memastikan “transisi yang mulus.”
“Kita harus kembali ke prinsip dasar—transisi kekuasaan yang normal,” katanya.
Selama masa kampanye ketika Biden mencalonkan diri dari Partai Demokrat melawan calon dari Partai Republik, ia kerap menuding Trump sebagai ancaman bagi demokrasi, sebelum akhirnya Biden digantikan di pemilu 2024 oleh Wakil Presiden Kamala Harris di tiket pencalonan.
Berbeda dari pemilihan 2020, Biden segera mengakui kemenangan Trump kali ini. Sebagai simbol komitmen terhadap penyerahan kekuasaan secara damai, ia pun mengundang Trump ke Gedung Putih untuk berbincang. [th/ns]
Forum