Tautan-tautan Akses

Biden Setujui Memo Keamanan Nasional tentang China, Iran, Korea Utara, dan Rusia Jelang Kembalinya Trump


Presiden Joe Biden berbicara tentang pedoman ekonomi pemerintahannya dan masa depan perekonomian Amerika di Brookings Institution di Washington, Selasa, 10 Desember 2024. (Susan Walsh/AP)
Presiden Joe Biden berbicara tentang pedoman ekonomi pemerintahannya dan masa depan perekonomian Amerika di Brookings Institution di Washington, Selasa, 10 Desember 2024. (Susan Walsh/AP)

Amerika Serikat selama bertahun-tahun telah mengkhawatirkan kerja sama di antara keempat negara tersebut. Koordinasi telah dipercepat antara negara-negara itu setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah menyetujui memorandum keamanan nasional baru menjelang kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih yang dapat berfungsi sebagai peta jalan bagi pemerintahan yang akan datang sementara Amerika Serikat berupaya melawan kerja sama yang semakin meningkat antara China, Iran, Korea Utara, dan Rusia, kata Gedung Putih, Rabu (11/12).

Pejabat pemerintahan Biden mulai mengembangkan pedoman tersebut pada musim panas ini. Pedoman tersebut dibentuk untuk menjadi dokumen yang dapat membantu pemerintahan berikutnya membangun pendekatannya sejak hari pertama menjabat tentang cara menangani hubungan yang semakin erat yang melibatkan musuh dan pesaing Amerika yang paling menonjol, menurut dua pejabat senior pemerintahan.

Para pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim berdasarkan aturan dasar yang ditetapkan oleh Gedung Putih, mengatakan memorandum rahasia tersebut tidak akan dipublikasikan karena sensitivitas beberapa temuannya.

Dokumen tersebut mencakup empat rekomendasi yang luas: meningkatkan kerja sama antarlembaga pemerintah Amerika Serikat, mempercepat pembagian informasi dengan sekutu tentang keempat musuh, mengkalibrasi penggunaan sanksi dan alat ekonomi lainnya oleh pemerintah Amerika Serikat untuk mencapai efektivitas maksimum, dan memperkuat persiapan untuk mengelola krisis simultan yang melibatkan musuh.

Amerika Serikat selama bertahun-tahun telah mengkhawatirkan kerja sama di antara keempat negara tersebut. Koordinasi telah dipercepat antara negara-negara itu setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.

Para pejabat mencatat bahwa karena Rusia semakin terisolasi oleh sebagian besar dunia, Moskow telah berpaling ke Iran untuk mendapatkan drone dan rudal.

Dari Korea Utara, Rusia telah menerima artileri, rudal, dan bahkan ribuan tentara yang telah melakukan perjalanan untuk membantu Rusia dalam upaya mengusir pasukan Ukraina dari wilayah Kursk. Sementara itu, Tiongkok telah mendukung Rusia dengan komponen penggunaan ganda yang membantu menjaga pangkalan industri militernya tetap bertahan.

Sebagai imbalannya, Rusia telah mengirim jet tempur ke Iran dan membantu Teheran sementara negara itu ingin meningkatkan pertahanan rudal dan teknologi antariksanya.

Korea Utara telah menerima bahan bakar dan pendanaan yang sangat dibutuhkan dari Rusia untuk membantu membangun kemampuan manufaktur dan militernya. Para pejabat menambahkan bahwa Rusia telah "secara de facto menerima Korea Utara sebagai negara senjata nuklir."

Sementara itu, China memanfaatkan pengetahuan Rusia, dengan kedua negara bekerja sama untuk memperdalam kerja sama teknis militer mereka. Kedua negara juga melakukan patroli bersama di wilayah Arktik.

Biden dan Trump memiliki pandangan tentang dunia yang sangat berbeda, tetapi pejabat di pemerintahan yang baru maupun yang akan datang mengatakan bahwa mereka telah berusaha untuk berkoordinasi dalam masalah keamanan nasional selama masa transisi.

Salah satu pejabat mengatakan bahwa memo Gedung Putih Biden "tidak mencoba untuk membatasi (pemerintahan Trump) atau mengarahkan mereka ke satu opsi kebijakan atau lainnya."

Pejabat itu mengatakan dokumen tersebut dimaksudkan untuk membantu pemerintahan berikutnya membangun "kemampuan" saat membentuk kebijakannya pada beberapa kebijakan luar negeri tersulit yang akan dihadapinya. [uh/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG