Selama menjabat, Presiden Joe Biden memiliki sikap yang jelas tentang perubahan iklim. “(Di bawah) pemerintahan saya, AS telah memperlakukan krisis ini sebagai sebuah ancaman eksistensial dari saat saya mulai menjabat, tidak hanya untuk kita, tetapi untuk seluruh umat manusia.”
Biden telah memperluas opsi energi termasuk tenaga surya dan angin. Dia juga membatasi eksplorasi minyak dan gas alam di lahan federal.
Aktivis lingkungan ingin pemerintah berbuat lebih banyak. Collin Rees, direktur kampanye Oil Change US, mengatakan, “Selain perubahan iklim, kita juga memiliki spesies mahluk hidup dan burung yang langka di Amerika Barat, yang sangat terdampak oleh pengeboran. Meningkatkan produksi energi bersih saja tidak cukup tanpa mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.”
Seandainya Biden ingin memperoleh dukungan dari pencinta lingkungan, dia harus berbuat lebih dari itu, tambah Rees.
“Penting baginya untuk mengambil langkah yang menunjukkan bahwa dia benar-benar bersedia mengkonfrontasi isu bahan bakar fosil ini, karena hal itu yang akan sungguh-sungguh menyemangati pencinta lingkungan. Itu yang bisa membuat mereka berubah dari keengganan memilih dia pada November nanti menjadi konstituen yang aktif mengajak teman-teman mereka untuk bergerak dan mengetuk pintu rumah para pemilih lain.”
Di sisi lain, Trump punya agenda yang sangat berbeda untuk kembali terpilih sebagai presiden. “Kita akan mengebor, langsung mengebor. Ayo kita bor!”
Komite keuangan dan anggaran Senat AS sedang menyelidiki sebuah laporan yang menyebut bahwa Trump mengajukan penawaran kepada perusahaan-perusahaan minyak, di mana kalau dia menerima sumbangan kampanye senilai 1 miliar dolar (sekitar Rp16,2 triliun), maka – jika terpilih – dia akan menghapus regulasi perubahan iklim.
Yang pasti, selama Trump menjabat dulu, sektor minyak dan gas alam diuntungkan, kata Kathleen Sgamma, direktur dari organisasi nirlaba Western Energy Alliance. “Trump memperjuangkan sektor minyak dan gas alam domestik dan berusaha membuat AS menjadi sebuah adidaya energi. Dan kita sudah mencapai status itu.”
Meskipun sektor energi mengkritik Biden, Sgamma mengatakan, mereka akan bekerja sama dengan siapa pun yang memenangkan kembali kursi Gedung Putih.
“Kami berharap, pemerintahan Biden – seandainya terpilih kembali – selesai melakukan regulasi maksimum pada masa jabatan pertamanya, dan mungkin mengurangi langkah tersebut pada masa jabatan kedua. Sementara untuk pemerintahan Trump, kami berharap regulasi ini akan dihapuskan,” harapnya.
Para analis memperkirakan hasil pemilu mendatang akan memiliki dampak domestik dan global, serta berdampak pada peran AS sebagai pemimpin dalam mengatasi krisis iklim. [jm/rd]
Forum