Sebagai salah satu orang terkaya di dunia dan juga seorang filantropis paling aktif, Bill Gates, biasanya sibuk. Tapi tentunya bukan karena mengurusi kotoran manusia.
Dan peristiwa mengejutkan terjadi, ketika pendiri Microsoft tersebut mengangkat sebuah toples berisi kotoran manusia di forum mengenai masa depan toilet di Beijing, Selasa (6/11), kantor berita AFP melaporkan.
Aksi ini merupakan upaya untuk menarik perhatian pada masalah yang mempengaruhi negara berkembang di seluruh dunia, yaitu tidak tersedianya toilet dalam jumlah memadai.
“Di tempat-tempat tanpa sanitasi, anda memiliki cara yang lebih dari itu,” kata Gates mengarah pada kotoran dalam sebuah tabung bening di atas meja, seperti yang dilaporkan kantor berita AFP.
“Dan itulah yang dilakukan anak-anak ketika bermain keluar, mereka terpapar setiap saat. Dan, inilah sebabnya kita menghubungkan tidak hanya dengan kualitas hidup, namun penyakit dan kematian dan dengan kekurangan gizi,” katanya kepada hadirin forum tersebut.
Miliarder tersebut telah menggunakan sebagian dari kekayaannya untuk menyediakan fasilitas sanitasi yang bersih dan nyaman bagi separuh penduduk dunia yang tidak memiliki fasilitas toilet.
“Ketika anda memikirkan hal-hal mendasar dengan kesehatan dan makanan yang cukup, anda akan berpikir bahwa memiliki toilet yang layak adalah suatu keharusan,” kata Gates.
Gates sebelumnya telah kerap menggunakan taktik mengejutkan untuk menarik perhatian pada upayanya melawan berbagai penyebaran penyakit.
Pada 2009, dia melepaskan nyamuk di Konferensi Teknologi, Hiburan, dan Desain (TED) di California untuk menyadarkan mengenai sengatan mematikan dari malaria. Setelah melepaskan nyamuk-nyamuk tersebut, dia menunggu satu menit atau lebih sebelum meyakinkan para undangan bahwa serangga yang dibebaskan tidak terjangkit penyakit apapun.
Gates berada di Beijing pada Selasa untuk “Pameran Penemuan Ulang Toilet”, sebuah forum yang diselenggarakan oleh Bill dan Melinda Gates Foundation untuk memamerkan berbagai teknologi toilet canggih sebagai pengganti saluran pembuangan. Teknologi tersebut memungkinkan perangkat toilet lebih mudah dipasang dan lebih efisien.
Negara ekonomi kedua di dunia itu sedang mendorong gerakan untuk memperbaiki kualitas kamar kecil yang terkenal buruk dan berbau busuk. Presiden Xi Jinping menyebutnya dengan kampanye “revolusi toilet”. [vp/ft]