Tautan-tautan Akses

Blinken, Pejabat Israel Bahas Upaya Pembebasan Sandera yang Ditahan di Gaza


Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kedua dari kiri) bertemu dengan mantan kepala staf militer Israel Gadi Eisenkot (tidak ada dalam gambar) dan mantan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz (kanan) di Tel Aviv, 8 Februari 2024. (Mark Schiefelbein / POOL / AFP)
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kedua dari kiri) bertemu dengan mantan kepala staf militer Israel Gadi Eisenkot (tidak ada dalam gambar) dan mantan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz (kanan) di Tel Aviv, 8 Februari 2024. (Mark Schiefelbein / POOL / AFP)

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membahas upaya untuk membebaskan sandera yang ditahan oleh militan Hamas di Gaza ketika ia bertemu pada hari Kamis (8/2) dengan anggota kabinet perang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Pada awal pertemuannya dengan mantan panglima militer Benny Gantz dan Gabi Eisenkot, Blinken mengatakan fokusnya adalah pada “para sandera dan keinginan kuat kita bersama untuk melihat mereka kembali ke keluarga mereka, upaya yang sedang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.”

Blinken mengatakan dia juga akan memberikan informasi terkini dari pertemuan yang dilakukannya di tempat-tempat lain di kawasan itu dalam lawatan yang mencakup persinggahan di Arab Saudi, Mesir, Qatar, dan Tepi Barat.

Gantz mengatakan kepada Blinken bahwa masalah yang paling mendesak adalah menemukan cara untuk membawa pulang para sandera.

Pertemuan tersebut dilakukan ketika Israel dan Hamas mempertimbangkan proposal gencatan senjata sementara yang mencakup penghentian pertempuran dan pembebasan sandera dari Gaza.

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan delegasi Hamas akan melakukan perjalanan ke Kairo pada hari Kamis untuk melanjutkan negosiasi dengan para pejabat Mesir dan Qatar.

Blinken mengatakan pada hari Rabu bahwa tanggapan dari para pemimpin Hamas terhadap rencana yang dirancang oleh para pejabat AS, Mesir, Qatar dan Israel mengandung “hal-hal yang jelas-jelas tidak dapat diterima,” tetapi masih ada ruang untuk negosiasi yang sedang berlangsung.

Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak rencana yang ditawarkan oleh Hamas untuk mengakhiri perang di Gaza, dan justru bersumpah untuk terus melancarkan serangan terhadap militan tersebut hingga mencapai “kemenangan mutlak.”

“Kami sedang menuju kemenangan mutlak. Tidak ada solusi lain,” kata Netanyahu pada konferensi pers usai bertemu dengan Blinken. Dia mengatakan upaya perang Israel akan memakan waktu berbulan-bulan, bukan bertahun-tahun.

Dalam usulannya, Hamas menyerukan tiga fase selama 45 hari, yang pertama membebaskan seluruh sandera perempuan dan anak-anak, serta laki-laki lanjut usia dan sakit, dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

Rencana Hamas itu menyerukan agar Israel menarik diri dari daerah-daerah berpenduduk dan mengakhiri pemboman udaranya, sementara juga mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan memasuki Gaza dan mengizinkan warga Palestina untuk kembali ke rumah mereka, termasuk di Gaza utara yang hancur.

Tahap kedua, yang akan dinegosiasikan pada tahap pertama, akan mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa, sebagian besar tentara, dengan imbalan semua tahanan Palestina yang berusia di atas 50 tahun, termasuk militan senior, akan dibebaskan oleh Israel.

Israel akan membebaskan 1.500 tahanan tambahan, 500 di antaranya ditentukan oleh Hamas, dan menyelesaikan penarikan pasukannya dari Gaza.

Pada tahap ketiga, kedua belah pihak akan menukar sisa sandera dan tahanan. Israel mengatakan mereka yakin lebih sekitar 30 dari 130 sandera yang tersisa di Gaza telah meninggal atau terbunuh.

Tuntutan Hamas juga menyerukan agar militan itu mempertahankan kendali atas wilayah sempit di sepanjang Laut Mediterania tersebut dan hak untuk membangun kembali kemampuan militernya. [lt/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG