Tautan-tautan Akses

Blinken: Serangan Darat Israel di Rafah 'Sebuah Kesalahan' Dan Tidak Diperlukan


Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara dalam konferensi pers di Kairo, Mesir, pada 21 Maret 2024. (Foto: Reuters/Evelyn Hockstein)
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara dalam konferensi pers di Kairo, Mesir, pada 21 Maret 2024. (Foto: Reuters/Evelyn Hockstein)

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Kamis (21/3), bahwa serangan darat besar-besaran yang direncanakan Israel di Kota Rafah di Gaza selatan akan menjadi “sebuah kesalahan” dan “tidak perlu” dalam upayanya untuk mengalahkan Hamas. Pernyataan itu menandakan semakin memburuknya hubungan antara Amerika Serikat dan Israel.

Blinken, yang melaksanakan misi daruratnya yang keenam di Timur Tengah sejak perang Israel-Hama dimulai pada Oktober lalu, berbicara setelah bertemu dengan para menteri luar negeri negara-negara Arab di Kairo, untuk berdiskusi mengenai upaya untuk mencapai gencatan senjata dan gagasan untuk masa depan Gaza pasca-konflik.

Blinken mengatakan “gencatan senjata segera dan berkelanjutan” dengan pembebasan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas sangat dibutuhkan dan kesenjangan semakin menyempit dalam perundingan tidak langsung yang ditengahi AS, Mesir, dan Qatar yang telah berlangsung selama berminggu-minggu.

Negosiasi itu akan dilanjutkan pada tingkat pejabat senior di Qatar pada hari Jumat (22/3).

Blinken berangkat menuju Israel pada Jumat untuk bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kabinet perangnya.

Perbedaan pendapat yang semakin besar antara Netanyahu dan Presiden Joe Biden mengenai cara operasi perang, kemungkinan akan membayangi perundingan itu – terutama mengenai tekad Netanyahu untuk melancarkan serangan darat ke Rafah, tempat bagi lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari serangan darat dan udara Israel yang mematikan.

Netanyahu mengatakan bahwa tanpa serangan di Rafah, Israel tidak bisa mencapai tujuannya menghancurkan Hamas, setelah serangan mematikan pada 7 Oktober dan penyanderaan yang memicu pemboman dan serangan Israel di Gaza.

“Operasi militer besar-besaran di Rafah akan menjadi sebuah kesalahan, dan sesuatu yang tidak akan kami dukung dan operasi tersebut juga tidak perlu [dilakukan] untuk mengatasi Hamas,” ujar Blinken dalam konferensi pers di Kairo bersama Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry.

Serangan besar-besaran akan menimbulkan lebih banyak warga sipil berjatuhan dan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, kata Blinken, seraya menambahkan bahwa pembicaraannya mengenai Rafah di Israel pad Jumat dan diskusi antara pejabat senior AS dan Israel di Washington pada minggu depan akan membahas aksi alternatif dari serangan tersebut.

Islamofobia dan Gaza, Muslim Amerika Jalani Ramadan dengan Gelisah
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:52 0:00

Posisi AS dalam rencana operasi militer di Rafah telah berubah dalam beberapa hari terakhir.

Awalnya, pejabat AS mengatakan mereka tidak mendukung operasi ke kota tersebut jika tidak ada rencana yang jelas dan kredibel mengenai evakuasi warga sipil di wilayah itu.

Saat ini, pejabat AS mengatakan bahwa mereka telah menyimpulkan tidak ada alasan untuk menjalankan operasi tersebut mengingat jumlah warga Gaza yang kini berlindung di Rafah mencapai lebih dari satu juta orang. [ps/lt/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG