Serangan bom bunuh diri yang terjadi di Kandahar, kota di bagian selatan Afghanistan yang dikenal sebagai markas politik Taliban, menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai lebih dari selusin lainnya pada Kamis pagi.
Pihak berwenang Taliban mengatakan para korban berkumpul di New Kabul Bank yang dikelola pemerintah untuk menerima gaji mereka sewaktu seorang pelaku serangan meledakkan bom yang dililitkan di tubuhnya. Para saksi mata dan pejabat setempat melaporkan bahwa mereka yang terluka dibawa ke rumah sakit setempat, beberapa di antara mereka mengalami luka parah.
Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Taliban di ibu kota, Kabul, mengatakan, serangan itu sedang diselidiki. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom maut itu.
Pemimpin tertinggi Taliban, Hibatullah Akhundzada, tinggal di Kandahar, kota kelahiran bersejarah kelompok fundamentalis yang dipimpinnya, dan praktis memimpin Afghanistan dari kota itu.
Pemerintahan Taliban di Kabul, yang anggotanya hanya terdiri dari kaum lelaki, hanya menerapkan dekrit yang secara rutin dikeluarkan Akhundzada dari Kandahar. Ia jarang meninggalkan kota itu. Akhundzada telah melarang anak-anak perempuan Afghanistan melanjutkan sekolah setelah kelas enam, dan melarang banyak perempuan bekerja di tempat-tempat kerja pemerintah maupun swasta serta berada dalam kehidupan publik secara umum.
Taliban melancarkan pemberontakan dan merebut kekuasaan pada Agustus 2021 ketika pasukan asing yang dipimpin AS mundur dari negara itu setelah 20 tahun terlibat dalam perang di sana.
Penguasa de facto negara itu praktis menekan atau memojokkan kelompok-kelompok oposisi Afghanistan. Namun, sebuah afiliasi regional kelompok ISIS, yang dikenal sebagai IS-Khorasan atau Daesh, secara rutin merencanakan dan mengklaim serangan yang menargetkan para anggota Taliban dan komunitas minoritas Syiah di Afghanistan. [uh/ns]
Forum