Para pejabat Mesir mengatakan satu bom mobil yang besar meledak di luar gedung keamanan negara di Kairo, Kamis pagi (10/8), melukai sedikitnya 6 orang polisi, dalam serangan militan terbaru di negara itu.
Ledakan besar itu, yang terjadi kira-kira pukul dua pagi waktu setempat, menghancurkan bagian depan gedung pemerintah itu dan memecahkan jendela gedung-gedung sekitarnya di daerah permukiman Shubra el-Kheima.
Para saksi mata mengatakan para pelaku pemboman memarkir mobil yang bermuatan bahan peledak itu di luar gedung pemerintah tadi kemudian melarikan diri dengan kendaraan lain. Ledakan tersebut sangat kuat sehingga membangunkan penduduk di seluruh ibukota, menurut laporan dalam media sosial.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Pemberontak telah menewaskan ratusan orang polisi dalam gelombang serangan terhadap sarana pemerintah sejak militer menggulingkan Presiden Islamis Mohammed Morsi tahun 2013.
Belakangan ini, militan telah mengarahkan lebih banyak serangan terhadap warga sipil.
Sebagian serangan terburuk telah dilakukan oleh satu kelompok yang menyebut dirinya Provinsi Sinai, yang mengakui kesetiaan kepada kelompok Negara Islam (ISIS).
Serangan terbaru ini terjadi beberapa hari setelah Mesir memberlakukan undang-undang anti-terorisme baru, yang menurut para pengkritik adalah usaha untuk melegitimasi pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintah.