Pihak berwenang Suriah mengatakan, pemboman bunuh diri ganda di Damaskus telah menewaskan sedikitnya 55 orang dan melukai 370 lainnya – serangan paling maut di negara itu sejak pergolakan oposisi dimulai 14 bulan lalu.
Media pemerintah Suriah menyatakan dua pembom mobil bunuh diri dengan 1000 kilogram peledak meledakkan diri mereka secara berturutan di Qazaz, sebuah distrik di bagian Selatan ibukota pada saat jam sibuk Kamis pagi.
Ledakan-ledakan itu meninggalkan pemandangan pembunuhan massal dengan kendaraan-kendaraan yang hangus dan potongan-potongan tubuh korban berserakan di jalan. Para saksi mata mengatakan, serangan itu tampaknya menarget sebuah gedung dinas intelijen militer Suriah dan merusak bagian depan gedung itu. Organisasi Pemantau HAM Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan personil keamanan termasuk mereka yang tewas dalam pemboman itu.
Pemerintah Suriah menuding pemboman itu dilakukan teroris yang menurut mereka mendalangi pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad. Tetapi kelompok oposisi Suriah di pengasingan, “Dewan Nasional Suriah,” menuduh pemerintah mendalangi serangan itu dalam upaya memburuk-burukkan pergolakan dan menakut-nakuti misi pemantau PBB.
Belum ada yang mengaku bertanggungjawab atas pemboman itu. Ketua tim pemantau Robert Mood, seorang jenderal Norwegia, mengunjungi TKP dan mengutuk kekerasan itu.
Utusan internasional Kofi Annan, yang mengawasi pemantau PBB menyebut pemboman ganda itu “menjijikkan.” Dalam sebuah pernyataan dia mengatakan kekerasan harus dihentikan karena rakyat Suriah “telah terlalu banyak menderita.”
Media pemerintah Suriah menyatakan dua pembom mobil bunuh diri dengan 1000 kilogram peledak meledakkan diri mereka secara berturutan di Qazaz, sebuah distrik di bagian Selatan ibukota pada saat jam sibuk Kamis pagi.
Ledakan-ledakan itu meninggalkan pemandangan pembunuhan massal dengan kendaraan-kendaraan yang hangus dan potongan-potongan tubuh korban berserakan di jalan. Para saksi mata mengatakan, serangan itu tampaknya menarget sebuah gedung dinas intelijen militer Suriah dan merusak bagian depan gedung itu. Organisasi Pemantau HAM Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan personil keamanan termasuk mereka yang tewas dalam pemboman itu.
Pemerintah Suriah menuding pemboman itu dilakukan teroris yang menurut mereka mendalangi pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad. Tetapi kelompok oposisi Suriah di pengasingan, “Dewan Nasional Suriah,” menuduh pemerintah mendalangi serangan itu dalam upaya memburuk-burukkan pergolakan dan menakut-nakuti misi pemantau PBB.
Belum ada yang mengaku bertanggungjawab atas pemboman itu. Ketua tim pemantau Robert Mood, seorang jenderal Norwegia, mengunjungi TKP dan mengutuk kekerasan itu.
Utusan internasional Kofi Annan, yang mengawasi pemantau PBB menyebut pemboman ganda itu “menjijikkan.” Dalam sebuah pernyataan dia mengatakan kekerasan harus dihentikan karena rakyat Suriah “telah terlalu banyak menderita.”