Amal Kecil benar-benar menarik perhatian. Saat berlenggang melalui jalan-jalan di Gaziantep, Turki, boneka perempuan pengungsi Suriah berusia sembilan tahun itu dikerumuni banyak orang.
Menjulang di atas kerumunan, boneka setinggi lebih dari 3,5 meter ini mengawali perjalanan lintas benuanya yang diharapkan penyelenggara akan menumbuhkan kesadaran akan krisis pengungsi, dan penderitaan jutaan anak-anak yang telantar.
Perjalanan Amal Kecil akan membawanya keliling dunia sejauh 8.000 kilometer, dan melintasi delapan negara.
Boneka itu adalah inti dari sebuah proyek seni, bernama 'The Walk'. Amal sendiri dalam bahasa Arab berarti "harapan".
Pencipta dan produser proyek itu, David Lan, mengatakan tujuannya adalah untuk menuturkan "sebuah cerita."
“Dengan bercerita, kami ingin memusatkan perhatian pada ratusan dan ribuan kisah individu, yang sebetulnya tidak memilih untuk melakukan perjalanan yang mereka tempuh. Mereka mengungsi karena mencemaskan hidup mereka dan kehidupan keluarga mereka,” jelasnya.
Amal Kecil memulai perjalanannya pada Selasa malam (27 Juli 2021) di kota perbatasan Turki Selatan, Gaziantep, dan sedang dalam perjalanan menuju kota Manchester di Inggris.
Ia diperkirakan akan melakukan perjalanan melalui Turki, Yunani, Italia, Perancis, Swiss, Jerman, dan Belgia sebelum mencapai tujuan akhirnya di Inggris.
Pihak penyelenggara mengatakan perjalanan melintasi Eropa dirancang untuk meniru salah satu dari banyak rute yang diambil oleh para migran setiap tahun, melalui darat dan laut.
“Idenya sangat sederhana. Yang kami lakukan hanyalah membawa boneka bocah perempuan itu menempuh perjalanan panjang mencari ibunya. Hanya itu yang kami lakukan. Banyak orang akan dengan mudah membayangkan perjuangannya,” jelasnya.
Ada empat orang mendampingi Amal Kecil dalam perjalanan panjangnya. Mereka menjadi dalang yang memegang dan menggerakkannya,
Dua dalang bertugas mengoperasikan kedua lengan; satu dalang menopang tubuh bagian atasnya; dan satu lagi berada di dalam boneka dan berjalan di atas egrang (jangkungan).
Lan mengatakan dua dari dalang itu adalah pengungsi. "Satu dari Eritrea, satu berasal dari Suriah, yang keluarga mereka melakukan perjalanan panjang melintasi Turki, melintasi Eropa.”
Menurut Lan, banyak pihak mendukung gagasan ini. Hingga saat ini sudah lebih dari 100 acara yang dipersiapkan untuk menyambut kedatangan Amal Kecil di berbagai negara, termasuk yang berlangsung di Gaziantep pada pekan terakhir Juli.
Konflik di Suriah, yang berbatasan dengan Turki, telah menewaskan hampir setengah juta orang dan memaksa lebih setengah penduduk negara itu mengungsi. Sebelum berkecamuk perang, Suriah tercatat berpenduduk 23 juta orang.
Sebagian besar Suriah kini telah hancur dan puluhan ribu orang masih tinggal di kamp-kamp pengungsian. Turki, sebagai negara tetangga terdekat menampung lebih dari 3,5 juta pengungsi Suriah. [ab/uh]