Kelompok pertama dari dokter Kuba yang berdinas tempat-tempat terpencil di Brazil telah kembali ke Havana pada Jumat (23/11), setelah Brazil dan Kuba mengakhiri program yang memungkinkan para dokter Kuba melayani daerah-daerah yang langka layanan kesehatannya.
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel menyambut ke 211 dokter yang bekerja di Brazil itu, yang sebagai imbalannya memberi pemerintah Kuba devisa yang sangat dibutuhkannya.
Lebih dari 8.000 dokter Kuba dipanggil pulang setelah Kuba menolak kondisi-kondisi yang ditetapkan Presiden Brazil yang baru terpilih Jair Bolsonaro, yang juga seorang tokoh ekstrem kanan. Dia menuntut para dokter itu langsung menerima gaji dari Brazil dan mereka harus diizinkan membawa keluarga mereka, selama penugasan mereka.
Pemerintah Kuba biasanya menahan gaji pegawai negeri yang bekerja di luar negeri sebagai bagian dari misi internasional negara sosialis itu. [jm]