Presiden Brasil Jair Bolsonaro, Rabu (7/9) menyebut perayaan dua abad negara itu sebagai kesempatan untuk merayakan sejarah membanggakan Brasil. Tetapi para kritikus mengatakan ia telah mengubah apa yang seharusnya menjadi hari untuk bersatu menjadi acara kampanye yang mereka khawatirkan akan ia gunakan untuk merongrong pemilu bulan depan di demokrasi terbesar keempat di Amerika Latin itu.
Bolsonaro, yang tertinggal dalam jajak pendapat menjelang pemilu 2 Oktober, menjamu para kepala negara dari negara-negara seperti Guinea Bissau, Cape Verde dan Portugal pada Selasa malam (6/9) di Istana Itamaraty, markas besar Kementerian Luar Negeri. Ini adalah upacara penyambutan menjelang perayaan dua abad kemerdekaan Brazil.
Bolsonaro telah mendesak rakyat Brazil untuk membanjiri jalan-jalan, dan puluhan ribu pendukungnya diperkirakan akan berkumpul di Brasilia, Sao Paula dan kota asalnya, Rio de Janeiro, untuk unjuk kekuatan.
Ia mengisi pemerintahannya dengan para perwira militer dan berulang kali meminta dukungan mereka. Yang terbaru adalah untuk menyatakan keraguan mengenai keandalan sistem pemilihan elektronik di negara itu, tanpa menunjukkan buktinya.
Bolsonaro telah menuduh beberapa hakim berusaha melumpuhkan pemerintahannya dan mendukung mantan presiden Luiz Inácio Lula da Silva, kandidat terdepan dalam jajak pendapat. Da Silva ingin kembali memegang jabatan yang pernah ia duduki pada tahun 2003-2010.
Ini praktis mengubah tokoh-tokoh itu dan institusi mereka menjadi musuh bagi pendukung setia Bolsonaro, yang mewakili sekitar seperempat pemilih. [uh/ab]
Forum