Mahkamah Agung Brazil untuk pertama kalinya kini dipimpin hakim keturunan kulit hitam, yaitu Joaquim Barbosa yang dilantik Kamis (22/11).
Barbosa, 58, dipilih Oktober untuk masa jabatan dua tahun sebagai ketua Mahkamah Agung.
Ia sebelumnya sudah menjadi satu-satunya keturunan kulit hitam di Mahkamah Agung ketika menjadi anggota pada 2003, meskipun lebih separuh dari ke-192 juta penduduk negara itu adalah keturunan Afrika.
Pada beberapa minggu terakhir Barbosa mendapat perhatian nasional dan internasional karena memimpin sidang hakim sebuah kasus korupsi tingkat tinggi yang melibatkan skema politik uang di kongres Brazil. Mahkamah Agung Brazil telah mendakwa 25 orang, termasuk mantan sekretaris kabinet mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva.
Terpilihnya Barbosa sebagai ketua Mahkamah Agung“memiliki dampak simbolis untuk warga Brazil keturunan kulit hitam,” ujar Valter Silveiro, koordinator Pusat Studi Afro-Brazil di Universitas Sao Carlos.
“Generasi baru warga kulit hitam akan mendapat kesempatan yang tidak dimiliki generasi saya, melihat seorang kulit hitam memimpin salah satu dari tiga lembaga pemerintahan utama.”
Barbosa lahir di kota kecil Paracatu di negara bagian Minas Gerais, dari seorang ayah kuli bangunan. Ia bekerja menjadi tukang bersih-bersih dan tukang set di Senat untuk membiayai kuliahnya di fakultas hukum Universitas Brasilia. Karirnya diawali di Kementerian Luar Negeri, termasuk penempatan di Finlandia, sebelum menjadi jaksa penuntut umum.
Barbosa, 58, dipilih Oktober untuk masa jabatan dua tahun sebagai ketua Mahkamah Agung.
Ia sebelumnya sudah menjadi satu-satunya keturunan kulit hitam di Mahkamah Agung ketika menjadi anggota pada 2003, meskipun lebih separuh dari ke-192 juta penduduk negara itu adalah keturunan Afrika.
Pada beberapa minggu terakhir Barbosa mendapat perhatian nasional dan internasional karena memimpin sidang hakim sebuah kasus korupsi tingkat tinggi yang melibatkan skema politik uang di kongres Brazil. Mahkamah Agung Brazil telah mendakwa 25 orang, termasuk mantan sekretaris kabinet mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva.
Terpilihnya Barbosa sebagai ketua Mahkamah Agung“memiliki dampak simbolis untuk warga Brazil keturunan kulit hitam,” ujar Valter Silveiro, koordinator Pusat Studi Afro-Brazil di Universitas Sao Carlos.
“Generasi baru warga kulit hitam akan mendapat kesempatan yang tidak dimiliki generasi saya, melihat seorang kulit hitam memimpin salah satu dari tiga lembaga pemerintahan utama.”
Barbosa lahir di kota kecil Paracatu di negara bagian Minas Gerais, dari seorang ayah kuli bangunan. Ia bekerja menjadi tukang bersih-bersih dan tukang set di Senat untuk membiayai kuliahnya di fakultas hukum Universitas Brasilia. Karirnya diawali di Kementerian Luar Negeri, termasuk penempatan di Finlandia, sebelum menjadi jaksa penuntut umum.