Pejabat kepolisian Brazil, Valdecy Urquiza, akan menjadi kepala Interpol berikutnya, kata organisasi kepolisian dunia itu, Selasa (5/11).
Urquiza terpilih sebagai sekretaris jenderal melalui pemungutan suara dalam sidang umum Interpol pada pertemuan di Glasgow, Skotlandia, dan akan menduduki jabatan tersebut saat pertemuan berakhir pada hari Kamis (7/11).
Urquiza yang saat ini menjabat sebagai wakil presiden Interpol untuk wilayah Amerika, merupakan pimpinan pertama organisasi yang berbasis di Lyon, Prancis, yang tidak berasal dari Eropa atau Amerika Serikat.
Sekretaris Jenderal Interpol pada dasarnya menjalankan organisasi setiap hari. Jürgen Stock dari Jerman, yang telah memegang jabatan ini sejak 2014, tidak diperbolehkan oleh peraturan organisasi ini untuk mencari masa jabatan ketiga.
Urquiza berjanji untuk mempromosikan keragaman dalam organisasi, dengan mengatakan “Interpol yang kuat adalah Interpol yang merangkul semua orang.”
“Ketika kita menghormati dan mengangkat perspektif yang beragam, kita akan mendapatkan pendekatan yang lebih jelas dan komprehensif terhadap keamanan global,” katanya.
Interpol, yang memiliki 196 negara anggota dan merayakan ulang tahunnya yang keseratus tahun lalu, bekerja untuk membantu kepolisian nasional berkomunikasi satu sama lain dan melacak tersangka dan penjahat di berbagai bidang seperti kontraterorisme, kejahatan keuangan, pornografi anak, kejahatan siber dan kejahatan terorganisir.
Organisasi kepolisian terbesar di dunia ini telah bergulat dengan berbagai tantangan, termasuk meningkatnya kasus kejahatan siber dan pelecehan seksual terhadap anak, serta meningkatnya perpecahan di antara negara-negara anggotanya.
Interpol memiliki total anggaran sekitar $188 juta tahun lalu, dibandingkan dengan $200 juta lebih anggaran badan kepolisian Uni Eropa, Europol, dan sekitar $11 miliar anggaran FBI di Amerika Serikat. [my/ab]