Perpanjangan waktu terbaru ini dicapai setelah para pemimpin Inggris gagal menyepakati bagaimana proses pemisahan diri itu dilangsungkan hingga tengat waktu awal 29 Maret lalu dan tengat waktu berikutnya, Jumat (12/4) besok.
Kesepakatan ini paling tidak, untuk saat ini, menghapus kemungkinan Inggris meninggalkan Uni Eropa (yang sering diistilahkan sebagai Brexit), tanpa rencana yang jelas. Jika itu terjadi, ketidakpastian ekonomi dan aturan perjalanan akan ikut membayangi Brexit.
Tim negosiasi PM Inggris Theresa May dan tim negosiasi Uni Eropa sebetulnya sempat mencapai sebuah kesepakatan tahun lalu yang merinci bagaimana Brexit dilangsungkan, namun parlemen Inggris telah tiga kali menolaknya.
Para pejabat Uni Eropa sebelumnya menyatakan keberatan memberi perpanjangan waktu kepada Inggris karena pemilu parlemen Uni Eropa akan berlangsung Juli mendatang. Kesepakatan perpanjangan waktu mengharuskan Inggris, meski masih berstatus anggota, untuk tidak mengambil tindakan-tindakan yang mengganggu target-target yang ditetapkan blok ekonomi itu. [ab]