Segenap umat Islam di dunia menjalankan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadan 1439 Hijriah. Kepada warga muslim yang ada di Indonesia, Presiden Joko Widodo dalam pesan Ramadan di Jakarta Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (18/5), mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa.
"Marhaban ya Ramadan. Saya, Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bulan Ramadan 1439 H kepada seluruh umat muslim," pesan Jokowi.
Dalam berpuasa, Jokowi mengajak umat Islam di Indonesia agar menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan sikap saling menghormati sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad.
"Mari kita menjalankan ibadah puasa ini dengan hati yang damai, hati yang bersih, serta bisa saling menghormati di antara kita, agar makna ibadah puasa yang diajarkan oleh Rasulullah (Nabi Muhammad) dapat kita sikapi dan kita jalankan dengan penuh keikhlasan," kata Presiden RI, Jokowi.
Jokowi pun mengajak kepada warga muslim agar mengedepankan toleransi, kerukunan dan menjaga persaudaraan pada bulan suci Ramadan.
"Saya mengajak kita semuanya untuk menjaga toleransi, mengedepankan kerukunan, menjaga persaudaraan, menjaga Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam) kita, menjaga Ukhuwah Wathaniyah (persaudaraan sebangsa) kita," imbuhnya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Erman Suryaman kepada VOA memastikan Islam di Indonesia adalah Islam yang penuh dengan rahmat dan kasih sayang. Seperti halnya saat Nabi Muhammad memimpin kota Madinah dengan adil terhadap semua kelompok dan agama yang beragam di kota Madinah saat itu.
Umat Muslim di Indonesia dasarnya adalah umat yang rahmatan lil alamin. Waktu didirikannya negeri ini, kita mendirikan dengan sunatullah, persis seperti ketika Nabi Muhammad SAW, mendirikan Madinah. Di dalamnya itu tidak hanya Muslim. Ada kristen, ada Majusi, ada Yahudi dan lain-lain, dan semuanya itu adalah umat yang dilindungi oleh Nabi Muhammad SAW. Yang beliau tidak suka adalah kepada orang-orang yang zolim.
Memasuki bulan Ramadan, tercatat setidaknya lima kasus teror berupa pengeboman dan serangan terhadap aparat polisi dan warga sipil terjadi di wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Riau. Sedikitnya 30 orang tewas, baik dari pelaku teroris, polisi maupun warga sipil. Sementara itu 33 orang terduga teroris ditangkap oleh aparat detasemen khusus (densus) 88 anti teror Mabes Polri. [aw/lt]