QatarEnergy, BUMN milik Qatar yang bergerak di bidang minyak dan gas, Rabu (24/1) memperingatkan bahwa pengiriman gas alam cair (LNG) dari Qatar mungkin akan tertunda akibat serangan di Laut Merah, meskipun kegiatan produksinya tidak terpengaruh.
QatarEnergy mengonfirmasi bahwa “produksi LNG Qatar terus berlanjut tanpa hambatan, dan komitmen kami untuk memastikan kelancaran pasokan LNG untuk pelanggan kami tidak akan terganggu”.
Meskipun konflik yang tengah berlangsung di wilayah Laut Merah dapat berdampak pada penjadwalan sejumlah pengiriman LNG karena pemilihan rute alternatif, QatarEnergy menyatakan akan menangani isu tersebut agar LNG sampai di tangan konsumen.
Kelompok militan Houthi dari Yaman, yang didukung Iran, memulai serangan di Laut Merah pada November lalu. Mereka menyatakan bahwa mereka akan menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza, yang telah dilanda perang Hamas-Israel.
Untuk menghindari konflik itu, beberapa perusahaan pelayaran kini mengambil jalur memutar melalui Afrika bagian selatan daripada menggunakan rute utama melewati Asia dan Eropa—jalur yang menampung sekitar 12 persen volume perdagangan maritim global.
Sebelumnya Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani juga mengatakan bahwa pengiriman LNG dan barang lainnya akan terdampak oleh serangan Houthi dan menyebut krisis di Laut Merah sebagai “eskalasi (konflik) yang paling berbahaya” di wilayah itu karena berdampak terhadap perdagangan global.
Pernyataannya itu dikeluarkan setelah ada laporan bahwa setidaknya lima kapal LNG yang dioperasikan oleh Qatar terhenti saat menempuh perjalanan ke Laut Merah.
Pasukan militer AS dan Inggris melancarkan serangan gelombang pertamanya terhadap kelompok Houthi pada bulan ini, yang disusul serangan gabungan pada Selasa (24/1) lalu. Sejak serangan tersebut, Houthi menyatakan bahwa kepentingan-kepentingan AS dan Inggris menjadi sasaran sah serangan mereka. [br/jm]
Forum