Sebagai rentetan kerusuhan dalam pertandingan sepakbola di Port Said, Mesir yang menyebabkan lebih dari 70 orang penonton tewas dan kasarnya 400 luka atau cedera, Ketua Persatuan Sepakbola Mesir, Samir Zaher bersama Dewan Direkturnya meletakkan jabatan hari Sabtu. Zaher kabarnya juga dilarang meninggalkan Mesir sampai penyelidikan atas kerusuhan itu - terburuk dalam pertandingan sepakbola di negeri itu – selesai.
Zaher bersama anggota Dewan Direktur mengatakan mereka memutuskan mundur bersama. Mereka dipecat oleh Perdana Menteri Kamal el-Ganzouri hari Kamis sebelumnya, tindakan yang dapat dipandang sebagai campurtangan pemerintah yang tidak dibolehkan oleh Federasi Sepakbola Internasional FIFA. Namun begitu, keberhentian Zaher bersama stafnya besar kemungkinan akan diterima FIFA.
Masih terkait dengan tragedi itu, pemain-pemain Tunisia dalam turnamen African Cup of Nations meminta diizinkan mengenakan ban hitam pada lengan sebagai penghormatan dan ikatan persaudaraan dengan Mesir.
Ketua Persatuan Sepakbola Tunisia, Anouar Haddad mengatakan, pemainnya ingin mengenakan ban lengan itu dalam pertandingan perempat final melawan Ghana hari Minggu. Panitia penyelenggara turnamen mengatakan, sebelum semua pertandingan perempat final diadakan akan dilakukan hening cipta selama semenit untuk mengenang korban Port Said.