Angkatan udara Turki menyerang sejumlah target militan Kurdi di Irak dan Suriah pada Rabu (23/10) sebagai balasan atas serangan terhadap sebuah perusahaan pertahanan milik pemerintah Turki yang menewaskan lima orang dan melukai lebih dari 20 orang lainnya.
Kementerian Pertahanan mengatakan lebih dari 30 target “dihancurkan” dalam serangan udara tersebut, tanpa memberikan rincian mengenai lokasi-lokasi yang diserang. Pihak kementerian mengatakan bahwa “semua jenis tindakan pencegahan” telah diambil untuk mencegah bahaya bagi warga sipil.
Serangan itu terjadi beberapa jam setelah tersangka militan Kurdi meledakkan bom dan menembaki perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan TUSAS.
Dua pelaku serangan, seorang pria dan seorang perempuan, juga tewas, kata Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya. Sedikitnya 22 orang, termasuk tujuh personel keamanan, terluka dalam serangan tersebut.
Yerlikaya mengatakan bahwa Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang merupakan kelompok militan, diyakini berada di balik serangan terhadap perusahaan pertahanan tersebut. Menteri Pertahanan Yasar Guler juga menuding PKK atas serangan tersebut.
“Kami selalu memberikan hukuman yang setimpal kepada para bajingan PKK ini. Tapi mereka tidak pernah sadar,” kata Guler. “Kami akan mengejar mereka sampai teroris terakhir dihabisi.”
Turki secara teratur melakukan serangan udara terhadap PKK, yang memiliki pengaruh di Irak, dan terhadap kelompok milisi Kurdi di Suriah yang berafiliasi dengan militan.
Tidak ada pernyataan langsung dari PKK mengenai situasi ini. ISIS dan kelompok ekstrem kiri juga sempat melancarkan sejumlah serangan di Turki.
“Saya mengutuk serangan teroris biadab ini,” ungkap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT BRICS di Rusia.
Putin menyampaikan belasungkawanya atas insiden tersebut. Kedutaan Amerika Serikat pun mengatakan bahwa Washington “mengutuk keras serangan teroris hari ini.” [th/ab]
Forum