Seorang calon wali kota yang dibunuh pada malam pemilihan wali kota di Ekuador memenangkan pemilu yang diikutinya, demikian pengumuman pejabat setempat. Ekuador diguncang peningkatan tajam tindak kekerasan kriminal.
Omar Menendez, 41 tahun, terpilih menjadi wali kota Puerto Lopez, kota pesisir di barat negara itu, hanya beberapa jam setelah ia ditembak mati, menurut hasil penghitugan suara yang diumumkan hari Selasa (6/2) oleh Dewan Pemilihan Nasional (CNE).
Penyelenggara pemilu tidak sempat menghilangkan nama dan fotonya dari surat suara. Untuk itu, mendiang akan digantikan orang lain yang ditunjuk oleh partainya, menurut undang-undang Ekuador.
Menendez merupakan calon wali kota dari gerakan "Revolusi Warga" yang dipimpin oleh mantan presiden Rafael Correa dari sayap kiri, yang kini menjadi oposisi pemerintahan Ekuador.
Correa, yang kini tinggal di Belgia dalam status suaka, mendedikasikan penampilan gemilang partainya pada pemilu hari Minggu (5/2) – yang memenangkan tujuh dari 23 pemilu prefektur provinsi dan dua kota penting, Quito dan Guayaquil – kepada Menendez.
Correa divonis delapan tahun penjara dalam kasus korupsi tahun 2020.
“Kemenangan ini untuk mengenang kawan kami Omar Menendez. Pelukan erat untuk keluarganya,” kata mantan presiden itu dalam Twitter hari Senin (6/2). Ia juga menyatakan dukungannya kepada keluarga seorang remaja berusia 16 tahun yang juga tewas dalam serangan tersebut.
Menendez adalah satu dari dua calon wali kota yang tewas sebelum pemungutan suara dalam pemilu setempat di negara yang mengalami lonjakan kasus kekerasan kriminal, yang disebabkan oleh perang antar geng narkoba.
Julio Cesar Farachio, yang menjadi calon wali kota Salinas, juga ditembak mati.
Pemilu tingkat provinsi dan kota itu diselenggarakan bersamaan dengan sebuah referendum, yang salah satu pertanyaan kuncinya adalah untuk mengizinkan ekstradisi warga Ekuador – yang saat ini dilarang – yang terkait dengan kejahatan terorganisir.
Semua usulan dalam referendum itu ditolak masyarakat, menurut sebagian hasil penghitungan suara, yang diinterprestasikan sebagai kekalahan Presiden Guillermo Lasso – dari sayap konservatif – yang mendorong usulan-usulan tersebut untuk mengurangi tindak kejahatan. [rd/jm]
Forum