Peringatan itu muncul setelah duta besar dari kedua negara tersebut mengritik Duterte karena gurauannya mengenai pemerkosaan dan pembunuhan seorang misionaris dalam kerusuhan di penjara pada tahun 1989.
“Jika saya menjadi presiden, pasti saya akan putuskan hubungan diplomatik,” kata Duterte dalam kampanye Rabu malam. Ia sebelumnya meminta kedua duta besar itu untuk “tutup mulut” setelah mereka menyatakan berang atas gurauannya, di mana Duterte mengatakan ia yang seharusnya lebih dulu memperkosa misionaris itu.
Duterte adalah walikota Davo, kota besar di Filipina Selatan, sewaktu terjadi kerusuhan di penjara itu. Ia mengenang insiden itu dalam kampanye baru-baru ini, di mana ia juga berjanji akan membunuh ribuan penjahat.
Komentarnya itu mengundang kritik tajam dari Duta Besar Amerika Philip Goldberg dan Duta Besar Australia Amanda Gorley, yang mengatakan pernyataan tersebut menyepelekan hal-hal serius seperti pemerkosaan dan pembunuhan, yang seharusnya tidak boleh dijadikan gurauan. [uh/ab]