Kejaksaan di Peru telah melancarkan penyelidikan pencucian uang terhadap calon presiden Keiko Fujimori dan suaminya.
Penyelidikan itu dimulai tanpa pemberitaan besar bulan Maret, tetapi menjadi diketahui luas hari Jumat (20/5) setelah laporan suratakabar El Comercio yang berbasis di Lima.
Penyelidikan itu dipusatkan pada tuduhan transaksi keuangan yang mencurigakan dan sumbangan kampanye. Fujimori membantah berbuat kesalahan.
Tuduhan itu keluar hanya dua minggu sebelum rakyat Peru pergi ke TPS untuk memilih presiden baru, dan dua hari setelah seorang staff Fujimori mengundurkan diri karena penyelidikan pencucian uang yang lain dan tidak berhubungan.
Fujimori sedang bersaing ketat dengan perolehan suara hampir berimbang, melawan mantan ekonom Bank Dunia Pedro Kuczynski untuk menjadi pemimpin Peru.
Politisi kanan moderat itu akan menjadi presiden perempuan pertama Peru kalau ia memenangkan pemilihan babak kedua bulan depan.
Kansnya terpilih tidak pasti karena banyak warga Peru telah bersumpah untuk tidak pernah memilih siapapun yang dekat dengan ayahnya, Alberto Fujimori.
Keiki Fujimori telah berusaha untuk menjauhkan diri dari kekuasaan otoriter ayahnya di Peru dari tahun 1990 hingga tahun 2000. Mantan presiden itu sedang menjalani hukuman penjara 25 tahun atas pelanggaran hak azasi manusia dan korupsi pada masa jabatannya. [gp]
