Tautan-tautan Akses

Capres Taiwan Pilih Mantan Diplomat untuk AS sebagai Cawapres


Wakil Presiden Taiwan Lai Ching-te mengikuti parade tahunan Kebanggaan Taiwan di Taipei, Taiwan, 28 Oktober 2023. (Foto: REUTERS/Ann Wang)
Wakil Presiden Taiwan Lai Ching-te mengikuti parade tahunan Kebanggaan Taiwan di Taipei, Taiwan, 28 Oktober 2023. (Foto: REUTERS/Ann Wang)

Calon presiden Taiwan, Wakil Presiden Lai Ching-te, mengatakan pada Senin (20/11) bahwa ia telah memilih mantan utusan Taiwan untuk Amerika Serikat sebagai pasangannya pada pemilu bulan Januari.

Menjelang pemungutan suara pada 13 Januari, Taiwan menghadapi tekanan diplomatik dan militer yang meningkat dari China, yang menganggap pulau itu sebagai wilayahnya.

Kandidat dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa, Lai mengatakan ia akan bergabung dengan Hsiao Bi-khim, duta besar de facto Taipei untuk Amerika Serikat sejak tahun 2020.

Hsiao, 52 tahun, secara luas dianggap sebagai diplomat yang memiliki koneksi luas di Washington dan Taipeh, namun dipandang oleh China sebagai “penganut kemerdekaan.” Beijing sebelumnya telah memberikan sanksi kepadanya sebanyak dua kali.

Bi-khim Hsiao (tengah), Perwakilan Kantor Perwakilan Ekonomi dan Kebudayaan Taipei, berbicara pada acara Perayaan Hari Nasional Republik China ke-112 di Washington, DC, 4 Oktober 2023. (Foto: VOA)
Bi-khim Hsiao (tengah), Perwakilan Kantor Perwakilan Ekonomi dan Kebudayaan Taipei, berbicara pada acara Perayaan Hari Nasional Republik China ke-112 di Washington, DC, 4 Oktober 2023. (Foto: VOA)

Lai mengatakan Hsiao "telah memfasilitasi interaksi erat yang belum pernah terjadi dalam hubungan Taiwan-AS dalam beberapa tahun terakhir". “Saya yakin Hsiao Bi-khim jelas merupakan pemimpin dalam upaya diplomatik Taiwan saat ini. Ia memiliki kemampuan diplomasi yang langka di negara kita,” katanya.

“Saya yakin bahwa bersama Bi-khim, kita akan berhasil dalam 50 hari ini untuk menyatukan konsensus rakyat dan menyatukan semua kekuatan untuk memenangkan pemilu, dan memungkinkan Taiwan terus tumbuh pada jalur yang stabil ke depan.”

Kementerian Luar Negeri Taiwan juga mengumumkan telah menerima pengunduran diri Hsiao sebagai utusan Taiwan di Kantor Perwakilan Ekonomi dan Kebudayaan Taipei (TECRO) di Washington. Meskipun tidak secara diplomatis mengakui Taiwan, Washington adalah sekutu dan pemasok senjata paling terkemuka pulau tersebut.

September lalu, sebuah komisi Senat AS menyetujui Undang-Undang Kebijakan terkait Taiwan, mengizinkan Washington memberi bantuan keamanan kepada Taipei sebesar $4,5 miliar dalam empat tahun. Undang-undang tersebut juga menetapkan sanksi terhadap China jika negara itu menggunakan kekerasan untuk mencoba merebut pulau tersebut.

Bonnie Glaser, pakar urusan Taiwan-China di German Marshall Fund Amerika Serikat, mengatakan Hsiao "menonjol karena melakukan pekerjaan luar biasa dalam... memajukan kepentingan Taiwan". “Dia memahami cara kerja Kongres, peran utamanya dalam mendukung Taiwan, tetapi juga bagaimana bekerja dengan cabang eksekutif dan Kongres pada saat yang sama,” kata Glaser kepada kantor berita AFP. Ia menambahkan bahwa Taiwan “kehilangan sesuatu” dengan kepergian Hsiao dari Washington. [ab/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG