Dampak perubahan iklim terus terlihat di seluruh lautan dunia. Permukaan air meningkat bersamaan dengan suhu. Air laut yang semakin hangat mempercepat jumlah reproduksi beberapa hewan laut dan membuat spesies lainnya harus menghadapi resiko dalam bertahan hidup. Sebuah pesawat nirawak untuk penelitian sedang terbang melintasi pesisir California Utara untuk merekam video tentang ekosistem yang rusak di bawah permukaan air.
"Kita memiliki ekosistem hutan rumput laut yang stabil selama 100 tahun terakhir, namun dalam empat atau lima tahun belakangan, kami melihat adanya tekanan besar yang menghancurkan hutan rumput laut itu," kata Cynthia Catton dari Laboratorium Laut UC Davis Bodega.
Para ilmuwan mengatakan, kawasan rumput laut yang menyediakan makanan dan tempat tinggal bagi ikan-ikan dan kerang, telah berkurang sebesar 90 persen. Para pakar menyalahkan adanya ledakan populasi landak laut atau omnivora ungu yang kelaparan.
"Jumlahnya sangat banyak. Jutaan landak laut yang mencari makanan dan memakan rumput laut itu menimbulkan dampak ekologis, termasuk membuat rumput laut dan tumbuhan laut mati," jelas Steven Rumrill dari Departemen Perikanan dan Satwa Liar Amerika.
Para peneliti itu menemukan solusi yang kreatif dan sektor swasta ikut memberi bantuan dalam menangani masalah tersebut. Brian Takeda, direktur perusahaan rintisan Urchinomics mengatakan, "Kami mengambil landak laut-landak laut pemakan rumput laut yang merusak hutan laut. Kami mencabuti mereka, menernakkannya dan mengubahnya menjadi produk makanan berupa uni yaitu sushi yang terbuat dari landak laut."
Mereka yang terlibat dalam hal itu mengatakan pemasaran landak laut dapat membantu mengurangi dan mengembalikan kerusakan yang disebabkan oleh makhluk-mahkluk kecil laut tersebut.
"Tidak saja menyediakan menu baru hidangan laut, namun pada saat yang bersamaan juga sekaligus membantu memulihkan hutan laut," kata Laura Rogers-Bennett dari Departemen Perikanan dan Satwa Liar California.
Para pelestari alam mengatakan, perubahan iklim menjadi penyebab bertambahnya jumlah landak laut dan rusaknya hutan rumput laut.
Norah Eddy dari organisasi nirlaba lingkungan, The Nature Conservancy mengatakan, "Kami sudah melihat adanya perkembangan baru akibat gelombang panas di pesisir kami. Hutan rumput laut sangat rentan terhadap perubahan suhu air laut."
Hutan rumput laut hidup subur di dalam air laut dingin yang mengandung kaya nutrisi. Peternakan landak laut merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan hutan laut. Namun para pakar mengatakan, kelangsungan hidup rumput-rumput laut yang panjang bergelombang itu tetap terancam selama suhu air laut tetap meningkat. [lj/lt]
Sumber: AP