Setelah kebakaran hutan melanda Maui di Hawaii pada bulan Agustus yang menewaskan sedikitnya 97 orang, beberapa postingan di media sosial menyebarkan teori konspirasi yang mengklaim bahwa militer Amerika Serikat yang memulai kebakaran tersebut sebagai eksperimen senjata cuaca.
Sebuah jaringan besar influencer pro-China berada di balik kampanye disinformasi tersebut, demikian sebagaimana dilaporkan harian The New York Times pada tanggal 11 September, mengutip laporan dari lima organisasi berbeda.
Kementerian Luar Negeri China membantah laporan The New York Times, dengan juru bicara Mao Ning mengklaim pada tanggal 18 September:
“Menuduh bahwa mereka [media pers dan pengguna media sosial China] ‘membuat atau menyebarkan disinformasi’ sama sekali tidak berdasar. Jika ada yang ‘mengarang atau menyebarkan disinformasi’, itu adalah harian The New York Times, bukan mereka.”
Pernyataan (Beijing) ini salah.
Artikel New York Times didasarkan pada investigasi independen yang dilakukan oleh para peneliti dari Microsoft, perusahaan keamanan siber Recorded Future, lembaga kajian RAND Corporation, NewsGuard (yang menilai situs berita dan informasi) dan Universitas Maryland.
Para peneliti menemukan bahwa para influencer pro-China, yang secara salah mengutip dinas intelijen luar negeri MI6 Inggris, mengatur kampanye disinformasi yang mengklaim bahwa pemerintah AS memulai kebakaran di Maui dalam eksperimen senjata cuaca.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh NewsGuard pada tanggal 11 September menunjukkan bahwa pada bulan Agustus dan September 2023, setidaknya terdapat 85 akun media sosial dan blog yang menyebarkan postingan dan video serupa yang mengklaim bahwa MI6 telah mengungkapkan bahwa pemerintah AS sengaja memicu kebakaran hutan di Hawaii.
Banyak akun yang terlibat dalam kampanye tersebut memiliki teori konspirasi yang sama: “Kebakaran di Hawaii ini hanyalah eksperimen serangan ‘senjata cuaca’ yang dilakukan oleh militer AS!”
Para peneliti mengindikasikan klaim tersebut diulangi di 14 platform utama, termasuk Facebook, X, YouTube, Medium, Reddit, Pinterest, dan Tripadvisor. Hampir semua platform ini dilarang di China.
Polygraph.info memverifikasi bahwa konten ini mulai muncul di beberapa situs web China pada atau sekitar tanggal 14 Agustus.
Beberapa blogger di Baidu, sebuah platform blog besar, berbagi pesan serupa yang mengklaim bahwa MI6 telah menyimpulkan bahwa kebakaran Maui adalah hasil eksperimen senjata cuaca AS, bukan akibat bencana alam. Pesan-pesan oleh beberapa blogger China itu berisi kata-kata yang identik (lihat gambar tangkapan layar berikut).
Belakangan, bahkan media arus utama China seperti Sohu.com merilis artikel dengan narasi serupa.
Sebuah artikel Sohu yang diterbitkan pada tanggal 24 Agustus menegaskan bahwa MI6 telah berhasil melacak dalang kebakaran hutan Maui setelah “penyelidikan berbulan-bulan.” Namun kebakaran tersebut terjadi pada tanggal 8 Agustus, hanya 16 hari sebelum artikel Sohu diterbitkan. Jadi, bagaimana mungkin MI6 sudah menyelidikinya selama berbulan-bulan?
NewsGuard melaporkan sebuah jaringan yang baru ditemukan tampaknya menargetkan para netizen di banyak negara, memposting dalam 15 bahasa selain bahasa Mandarin. Akun-akun tersebut juga memposting ulang dan berinteraksi satu sama lain, sehingga meningkatkan jangkauan jaringan.
NewsGuard menyimpulkan terdapat “bukti kuat” bahwa penutur bahasa Mandarin berada di balik kampanye disinformasi ini. Selain itu, postingan berbahasa Mandarin pertama yang menyebarkan klaim tersebut diterbitkan setidaknya dua hari sebelum postingan pertama dalam bahasa lain. Banyak akun yang terlibat dalam kampanye ini hanya memuat narasi yang selaras dengan narasi pemerintah China.
Pada saat kebakaran hutan Maui terjadi, pemerintah China menghadapi kemarahan dan kritik dari netizen yang menuduh pemerintah gagal memberikan respons yang memadai terhadap banjir yang menyebabkan kematian dan kehancuran di wilayah sekitar ibu kota Beijing.
Ini bukan pertama kalinya China mendalangi kampanye disinformasi demi keuntungan politik. Sebelumnya pada bulan September, Polygraph.info mengidentifikasi kampanye propaganda yang melibatkan influencer pro-Beijing di X, mengklaim bahwa blokade AS terhadap raksasa teknologi China Huawei telah gagal.
Pada tahun 2022, aktor pro-China menggunakan X untuk mendiskreditkan Safeguard Defenders, sebuah organisasi non-pemerintah yang menerbitkan laporan tentang kantor polisi China di luar negeri.
Pada bulan September, Microsoft melaporkan bahwa sejak tahun 2022, jaringan media sosial yang selaras dengan China telah berinteraksi langsung dengan pengguna asli di media sosial. Mereka juga semakin banyak menggunakan gambar yang dihasilkan AI dalam kampanye media sosial mereka agar lebih dapat dipercaya.
Meskipun kebakaran hutan di Maui masih dalam penyelidikan, laporan menunjukkan bahwa kemungkinan besar kebakaran tersebut disebabkan oleh (percikan api dari) kabel listrik dan tiang-tiang listrik yang tumbang.