Eskalasi antara Israel dan Iran memicu pertukaran serangan rudal, termasuk serangan Iran terhadap Israel pada 14 April, diikuti oleh serangan Israel di wilayah Iran pada tanggal 18 April.
Kedua negara saling meremehkan cakupan dan dampak serangan oleh pihak musuh.
Israel mengatakan bahwa pertahanan udaranya mencegat hampir semua rudal dan drone Iran dengan bantuan AS dan sekutunya.
Iran mengklaim serangannya terhadap Israel sangat menghancurkan dan menghindar untuk menyalahkan Israel atas serangan di wilayah Iran hari Jumat itu.
Sepanjang perang proksi yang berlangsung selama beberapa dekade dengan Israel, Iran telah memberikan bantuan keuangan dan militer kepada Hamas, yang para pejuangnya menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang, termasuk warga Amerika, di Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, sehingga memicu perang yang sedang berlangsung.
Amerika Serikat menetapkan kembali Hamas sebagai organisasi teroris asing setelah serangan itu. Hamas membebaskan sekitar 100 sandera pada bulan November namun menolak membebaskan sisanya, yang nasib dan kesejahteraannya masih belum diketahui oleh keluarga mereka.
Perang Israel-Hamas terus berlanjut dengan diikuti oleh penyebaran disinformasi dan misinformasi yang masif di media-media sosial.
Pada tanggal 17 April, pengguna media sosial X, dahulu Twitter, mengedarkan secara luas klip video mengenai warga Palestina yang berkumpul di sebuah pantai di tengah Gaza.
Pengguna pro-Israel, pro-Iran, dan pro-Hamas di X membagikan rekaman tersebut dengan menambahkan deskripsi yang menyesatkan dan salah, sehingga mengubah persepsi tentang konflik tersebut.
Sprinter Factory, pembuat konten X dengan lebih dari setengah juta pengikut, menggunakan video pantai Gaza untuk mendukung klaim meragukan Teheran tentang keberhasilan serangan Iran terhadap Israel.
Postingan tersebut telah menerima lebih dari setengah juta reaksi pada saat artikel ini ditulis. Lebih dari 10 akun juga memposting variasi dan salinan persis dari postingan Sprinter di X, hanya beberapa di antaranya yang menghubungkan postingan asli dengan Sprinter.
“Setelah Iran menyerang Israel, fokus (Israel) pun beralih dari Gaza dan anak-anak Gaza dapat (kembali) bermain di pantai” kata postingan Sprinter.
Klaim tersebut salah.
Tidak ada korelasi antara serangan Iran terhadap Israel dan kemampuan warga Gaza untuk berkumpul di pantai tersebut, di mana ratusan warga Palestina berkumpul di sana beberapa bulan sebelum serangan Iran.
Pada bulan Februari lalu, warga Gaza berkumpul di sepanjang pantai yang sama untuk menerima bantuan makanan yang dikirimkan (lewat udara) oleh Prancis dan Yordania.
Harian 'Times of Israel' melaporkan bahwa video tersebut direkam di sebuah pantai dekat kota Deir al-Balah di Gaza tengah pada 17 April.
Pantai ini dekat dengan koridor timur-barat yang ditempati oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
YNET, sebuah situs berita Israel, mencatat bahwa meskipun pasukan Israel telah melancarkan serangan udara di seluruh provinsi Deir Al-Balah (divisi administratif di wilayah Palestina), pasukan darat IDF belum memasuki kota Deir al-Balah.
Beberapa hari sebelum serangan Iran, sumber IDF mengatakan kepada outlet berita Israel Walla! bahwa kekurangan tenaga kerja dan hambatan hukum menghambat upaya Israel untuk mengamankan koridor tersebut, yang dimaksudkan sebagai zona penyangga antara Gaza utara dan selatan, demikian laporan oleh stasiun penyiaran Israel i24NEWS.
Times of Israel mencatat bahwa tidak ada tentara Israel yang terlihat dalam rekaman pantai Gaza tersebut, dan menambahkan “pergerakan bebas warga Gaza menunjukkan sejauh mana pasukan (Israel) telah mundur.”
Namun penarikan pasukan (Israel) tersebut tidak ada kaitannya dengan serangan dari wilayah Iran terhadap Israel.
Sekitar 70% populasi Gaza saat ini mengungsi. Meskipun sebagian besar pengungsi telah pindah ke kota Rafah di selatan, beberapa pengungsi dari Gaza utara melarikan diri ke kota Deir al-Balah setelah Israel melancarkan invasi darat ke wilayah tersebut pada Oktober 2023.
Kantor berita AFP melaporkan bahwa banyak orang dalam rekaman pantai tersebut tinggal di tempat penampungan pengungsi darurat di dekatnya. Seorang pengungsi internal dari Gaza utara mengatakan kepada AFP bahwa orang-orang pergi ke pantai untuk menghindari kondisi panas terik dalam tenda mereka.
Sementara, para pengguna X yang pro-Israel sebaliknya menggunakan video yang sama di pantai Gaza untuk meragukan penderitaan yang dialami oleh warga sipil Palestina di Gaza selama perang, termasuk bahaya kelaparan akibat ulah manusia.
Beberapa pengguna X Israel secara sinis membandingkan pemandangan pantai Gaza itu dengan pantai South Beach di Miami, Florida, atau mengklaim warga Gaza dalam rekaman video tersebut "sedang berlibur" dan tidak benar-benar sedang menghadapi krisis kemanusiaan.
Meskipun kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas masih menjadi satu-satunya sumber statistik jumlah korban perang, para pengamat PBB dan media-media berita terpercaya melaporkan dampak buruk perang terhadap penduduk sipil di Gaza.
Data yang dirilis Kementerian Kesehatan Gaza yang belum diverifikasi menyebutkan jumlah korban warga Palestina yang tewas sejak Oktober tahun lalu hampir 34.000 jiwa. Kementerian itu tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan (Hamas), namun mengatakan bahwa sekitar dua pertiga korban tewas adalah perempuan dan anak-anak. Hampir 77.000 orang lainnya mengalami luka-luka.
Angka-angka yang diterbitkan oleh kantor berita Associated Press (AP) awal bulan ini menunjukkan 55,9% bangunan di Gaza kemungkinan besar rusak atau hancur, begitu juga dengan 60% rumah. Sekitar 90% gedung sekolah rusak dan hanya 10 dari 36 rumah sakit yang berfungsi. Sekitar 1,1 juta orang menghadapi “bencana” kerawanan pangan, dan 31% anak-anak di bawah usia 2 tahun mengalami kekurangan gizi akut.
Serangan Israel pada tanggal 18 April di kota Isfahan di Iran terjadi sebagai respons terhadap serangan drone dan rudal Iran terhadap Israel pada tanggal 14 April. Serangan ke Israel tanggal 14 April dari wilayah Iran dilakukan menyusul serangan Israel tanggal 1 April yang menargetkan bangunan militer di Kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, dan menewaskan dua komandan senior Iran.
Para analis mengatakan serangan terbatas Israel pada tanggal 18 April telah disesuaikan untuk menghentikan eskalasi lebih lanjut.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menegaskan bahwa AS tidak terlibat dalam serangan Israel terhadap Iran.
Setelah serangan tanggal 14 April, media yang dikelola pemerintah Iran menggambarkan bahwa serangan tersebut lebih dahsyat daripada yang sebenarnya terjadi.
Sementara, Israel mengatakan bahwa dengan bantuan Amerika Serikat dan sekutu lainnya mereka berhasil mencegat 99% dari 170 drone, 30 rudal jelajah, dan 120 rudal balistik yang diluncurkan oleh Iran.