TikTok, sebuah platform media sosial dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif di seluruh dunia, tetap menjadi pendukung disinformasi tentang perang Israel-Hamas dan eskalasi yang diakibatkannya di Laut Merah, di mana pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran mengganggu lalu lintas pelayaran sipil, dengan menyerang dan menghancurkan kapal-kapal komersial.
Pada 17 Januari, Amerika Serikat menetapkan kembali Houthi sebagai kelompok teroris utama.
Pada 22 Januari, Houthi mengaku telah menyerang sebuah kapal kargo militer Amerika Serikat bernama "Ocean Jazz" di Teluk Aden.
Namun, AS mengatakan bahwa klaim itu salah.
Pada tanggal 23 Januari, TikToker "mr09934", yang berulang kali memposting konten yang mengkhawatirkan tentang kejadian di wilayah tersebut, membagikan rekaman video yang menunjukkan peluncuran rudal, yang kemudian beralih ke adegan upaya pemadaman kebakaran di sekitar sebuah kapal yang rusak.
Judul postingannya berbunyi: “Sumber-sumber Houthi mengkonfirmasi serangan langsung terhadap kapal kargo militer Amerika 'Ocean Jazz' di Teluk Aden #viral #fypシ #foryou #fyp #yemen #USA #news #live”
Keterangan terhadap video itu salah.
Video tersebut tidak menunjukkan serangan atau akibat dari serangan (Houthi) terhadap kapal AS "Ocean Jazz".
Rekaman video tersebut menunjukkan para petugas pemadam kebakaran yang sedang berusaha memadamkan api di "USS Bonhomme Richard", kapal serbu amfibi kelas Wasp Angkatan Laut AS yang terbakar saat ditambatkan di Pangkalan Angkatan Laut AS di San Diego, California, pada 12 Juli 2020.
Kapal "USS Bonhomme Richard" mengalami kerusakan parah, sehingga dinonaktifkan dan bagian-bagiannya dijual sebagai barang bekas pada tanggal 15 April 2021.
Namun postingan video oleh "mr09934" itu telah menerima 27.700 suka dan lebih dari 858.000 penayangan video pada tanggal 25 Januari lalu, dan telah diposkan ulang oleh sejumlah TikTokers. Mulai 26 Januari, postingan mr09934 tersebut tidak lagi terlihat di halaman pengguna.
Meskipun tidak ada bukti adanya serangan, pada tanggal 22 Januari, juru bicara Houthi Yahya Saree mengklaim kelompok tersebut telah “memimpin operasi militer yang menargetkan kapal kargo militer AS Ocean Jazz di Teluk Aden,” dekat Laut Merah, dengan menggunakan “rudal angkatan laut yang sepadan.”
Tidak jelas dari pernyataan tersebut apakah Houthi bermaksud menyampaikan bahwa serangan mereka berhasil.
Namun, Komando Pusat Angkatan Laut AS/U.S. Armada ke-5 membantah klaim bahwa kapal Ocean Jazz telah diserang.
“Laporan teroris Houthi yang didukung Iran mengenai dugaan serangan yang berhasil terhadap M/V Ocean Jazz jelas-jelas salah. NAVCENT (Komando Pusat Angkatan Laut Amerika Serikat) telah menjaga komunikasi konstan dengan M/V Ocean Jazz selama transit yang aman,” kata Armada ke-5 A.S. dalam sebuah pernyataan yang diposting di X pada tanggal 22 Januari.
Saree mengklaim serangan itu dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap “rakyat Palestina yang tertindas,” serta sebagai respons terhadap “agresi” Amerika Serikat dan Inggris terhadap Yaman.
Pada tanggal 11 Januari, AS dan Inggris, dengan dukungan dari Australia, Kanada, Belanda dan Bahrain, melakukan serangan bersama terhadap pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman sebagai tanggapan atas serangan berbulan-bulan terhadap kapal dagang dan komersial di Laut Merah.
Serangan-serangan tersebut dan serangan terhadap sasaran-sasaran di Yaman yang terjadi setelahnya dimaksudkan untuk menghentikan kemampuan Houthi dalam melakukan serangan di Laut Merah dan sekitarnya.
Serangan Houthi terjadi di perairan internasional, melanggar hak transit dan pelayaran lintas negara.
Kelompok Houthi secara keliru mengklaim bahwa mereka hanya menargetkan kapal-kapal Israel, Inggris, dan AS, serta kapal-kapal yang melakukan perjalanan ke Israel.
Serangan Houthi telah memaksa perusahaan pengirim barang untuk mengubah rute kapal dagang, sehingga meningkatkan biaya pengiriman dan secara signifikan memperpanjang waktu dan jarak perjalanan.
Sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023, Polygraph.info telah mendokumentasikan klaim palsu yang membanjiri jaringan media sosial dengan rekaman daur ulang untuk mendukung narasi palsu, menyesatkan, atau tidak berdasar tentang konflik dan peristiwa terkait di Yaman dan Laut Merah.