Kementerian Luar Negeri China mengatakan, Kamis (10/120, dua warga Kanada yang ditahan selama dua tahun dalam kasus yang terkait dengan seorang eksekutif Huawei telah didakwa dan diadili, tetapi tidak mengungkapkan rincian lebih jauh.
Mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor ditahan sejak 10 Desember 2018, hanya beberapa hari setelah Kanada menahan eksekutif Huawei, Meng Wanzhou, yang juga putri pendiri raksasa peralatan komunikasi global China itu.
China mengatakan Kovrig dan Spavor ditahan karena dicurigai melakukan tindakan yang membahayakan keamanan nasional China, tetapi baik China maupun Kanada tidak mengungkap secara spesifik tentang kasus mereka.
Pada konferensi pers harian Kamis (10/12), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan keduanya telah “ditangkap, didakwa dan diadili”. Pernyataan juru bicara itu merupakan pengakuan publik pertama bahwa kedua warga negara Kanada itu telah dibawa ke pengadilan.
Hua menegaskan kembali bahwa kasus mereka dan Meng “berbeda sifatnya”, dan bahwa kasus Meng merupakan “insiden politik murni.” Meskipun demikian, China secara konsisten mengaitkan nasib kedua warga Kanada tersebut dengan tuntutannya agar Meng segera dibebaskan.
AS sedang mengupayakan ekstradisi Meng dari Kanada atas tuduhan penipuan. Penangkapannya itu merusak hubungan antara Kanada dan China. China belum lama ini juga menghukum mati dua warga Kanada lainnya dan menghentikan impor kanola dari Kanada.
Meng, kepala keuangan Huawei Technologies, tinggal di sebuah rumah mewah di Vancouver sementara kasus ekstradisinya berlanjut di pengadilan British Columbia. Amerika menuduh Huawei menggunakan perusahaan cangkang Hong Kong untuk menipu bank. Amerika juga menuding Huawei melanggar sanksi AS karena berbisnis dengan Iran.
Tidak diketahui publik di mana Kovrig dan Spavor ditahan atau dalam kondisi apa, meskipun duta besar Kanada untuk China memberi kesaksian kepada sebuah komisi di Majelis Rendah pekan ini bahwa mereka dalam kondisi sehat
Diplomat-diplomat Kanada telah ditolak permintaan akses mereka ke kedua pria itu dari Januari hingga Oktober dengan alasan tindakan pencegahan virus corona. Kunjungan langsung ke tempat penahanan mereka dilarang dan bahkan kunjungan virtual tidak diizinkan.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, yang menggambarkan pendekatan China sebagai diplomasi paksaan, berbicara dengan presiden terpilih AS Joe Biden, bulan lalu, tentang kasus kedua pria tersebut. Trudeau mengatakan, ia mengharapkan Biden menjadi mitra yang baik dalam membujuk Beijing untuk membebaskan mereka.
Kementerian Luar Negeri Kanada tidak segera membalas permintaan email Associated Press untuk mengomentari pernyataan Hua. [ab/uh]