China mengatakan pemerintah negara itu akan menutup pengolahan dan perdagangan gadingnya sebelum akhir tahun depan.
Dewan Negara, atau kabinet China, mengatakan dalam pernyataan hari Jumat (30/12), “ untuk melindungi gajah-gajah dan menghentikan perdagangan gading illegal dengan lebih baik, China akan secara bertahap akan menghentikan pengolahan dan penjualan gading untuk tujuan perniagaan,” sebelum akhir tahun 2017.
China telah menghadapi tekanan internasional yang meningkat untuk mengakhiri konsumsi produk gadingnya. Bulan Maret lalu, Beijing mengatakan pihaknya akan memperluas larangan impor semua produk gading dan gading yang diperoleh sebelum tahun 1975.
“Ini adalah perubahan besar bagi gajah Afrika,” kata Aili Kang, direktur Asia Perhimpunan Pelestarian Satwa Liar yang berbasis di New York. “Saya sangat bangga negara saya menunjukkan kepemimpinan ini yang akan membantu memastikan gajah mempunyai peluang untuk mengalahkan kepunahan.”
Xinhua, kantor berita pemerintah China, mengatakan penutupan perdagangan gading itu akan memukul berat “34 perusahan pengolahan dan 143 tempat perdagangan gading”
Kang mengatakan pemerintah akan mengadakan “pendidikan umum dan kegiatan sosialisasi guna meningkatkan kesadaran peradaban lingkungan, untuk membimbing masyarakat agar tidak mau membeli produk gading dan gading.”
Kovensi Internasional Perdagangan Jenis Flora dan Fauna Liar yang Terancam Punah (CITES), yang mulai berlaku tahun 1975, melarang perdagangan gading tahun 1989.
China merupakan pasar terbesar gading gajah, ukiran gading adalah kesenian kuno dan gading-gading yang diukir indah, apakah menggambarkan kisah tradisional Buddhis atau lebih sederhana seperti stempel dan sumpit, dianggap sebagai benda-benda koleksi yang sangat berharga.
Sekitar 20 ribu hingga 30 ribu ekor gajah Afrika dibunuh setiap tahun untuk dijual ke pedagang gading illegal, yang dimotori terutama oleh permintaan dari China. Populasi gajah di Afrika telah menurun lebih 20 persen dalam 10 tahun belakangan ini. [gp]