Setahun setelah kehilangan status sebagai tujuan utama investasi asing, China mengambil langkah-langkah untuk membuka pasarnya serta membuat negaranya semakin menarik untuk investor.
Namun sementara pemerintahan Amerika yang baru dan tidak begitu bersahabat mulai bersiap-siap memerintah di Washington, analis mempertanyakan apakah langkah-langkah ini tidak terlalu sedikit dan terlambat.
Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China mengumumkan Desember ini, pihaknya telah menghapus sepertiga dari “daftar negatif” barang-barang yang dilarang atau dibatasi produksinya oleh investor asing. Jumlah regulasi yang membatasi investasi asing juga dikurangi dari 93 menjadi 62 saja.
Industri yang dibuka untuk investor asing pertama kalinya adalah transportasi penumpang, peralatan kereta, baterai kendaraan listrik, serta pertambangan litium.
Banyak analis mengatakan, perubahan peraturan ini gagal menanggapi keprihatinan investor asing dan tidak akan menimbulkan dorongan ekonomi yang diinginkan Beijing.
“China tidak benar-benar membuka sektor-sektor ekonominya untuk investasi asing. Lingkungan itu masih sangat membatasi, dan banyak sektor ekonomi tertutup untuk investor asing atau persyaratan untuk investor asing yang harus joint-venture dengan mitra China,” kata Scott Kennedy, direktur dari Proyek mengenai Bisnis dan Ekonomi Politik China di lembaga pemikiran Center for Strategic and International Studies di Washington.
Pelobi industri seperti Kamar Dagang Amerika di China dan Kamar Dagang Eropa melaporkan bahwa anggota-anggota mereka hilang minatnya melakukan ekspansi di China menyusul perlambanan ekonominya.
"Hanya sedikit bisnis asing yang kemungkinan akan menindaklanjuti langkah-langkah pembukaan pasar ini," kata analis. [jm]