Perusahaan media raksasa asal Amerika Serikat (AS), News Corp, sedang menyelidiki serangan siber yang berhasil mengakses email dan dokumen dari para karyawan dan jurnalisnya.
News Corp yang berbasis di New York yang entitasnya mencakup The Wall Street Journal dan New York Post, pada Jumat (4/2), mengirim email internal kepada para stafnya, mengatakan bahwa mereka telah menjadi sasaran dari “kegiatan serangan yang disponsori negara secara terus menerus.”
“Pada 20 Januari, News Corp menemukan serangan terhadap sebuah sistem yang digunakan oleh beberapa unit bisnis kita,” demikian ditulis oleh David Kline, kepala teknologi News Corp, dalam sebuah email.
News Corp mengatakan segera setelah serangan itu berhasil dilacak, pihaknya memberitahu penegak hukum dan meluncurkan penyelidikan dengan bantuan dari Mandiant, sebuah perusahaan keamanan siber.
Serangan itu telah berdampak pada “sejumlah akun email dan dokumen” dari kantor pusat News Corp serta juga unit-unit News Technology Services, Dow Jones, News UK, dan New York Post.
Analisa awal menunjukkan keterlibatan pemerintah asing kemungkinan terkait dengan kegiatan ini, dan beberapa data telah diambil,” tulis Kline. “Kami tidak akan mentolerir serangan terhadap jurnalisme kita, dan tidak akan gentar dan terus melakukan karya pelaporan kami.”
“Mandiant menyimpulkan bahwa mereka yang berada di belakang kegiatan ini memiliki hubungan dengan China, dan kami yakin mereka kemungkinan terlibat dalam kegiatan mata-mata untuk mengumpulkan intelijen yang bermanfaat untuk kepentingan China,” demikian kata Dave Wong, wakil presiden dan penanggap insiden dari Mandiant, dalam email yang dikirim kepada VOA.
Kecurigaan Wong ini mirip dengan kecurigaan kelompok-kelompok HAM yang juga menghadap peningkatan dalam serangan siber yang berasal dari pemerintahan asing, yang mereka duga memiliki keterkaitan dengan China.
Liu Pengyu, juru bicara untuk Kedutaan China di AS, mengatakan kepada VOA dalam email pada Jumat, bahwa ketimbang membuat tuduhan yang didasarkan pada spekulasi, dia berharap terdapat “pendekatan profesional, bertanggung jawab, dan berbasis bukti” untuk mengidentifikasi serangan siber ini. [jm/my]