Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry telah menyelesaikan lawatan dua harinya ke China dan merasa puas atas komitmen Beijing untuk menekan Korea Utara agar kembali ke meja perundingan mengenai masalah nuklir.
Setelah bertemu Presiden China Xi Jinping, Jumat, Kerry mengatakan China menegaskan kembali komitmennya untuk mewujudkan semenanjung Korea yang bebas nuklir.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan, China tidak akan membiarkan terjadinya kekacauan dan perang di Korea, dan serius dalam janji dan tindakannya.
China merupakan satu-satunya sekutu utama Korea Utara dan sumber penting bantuan perdagangan dan ekonomi.
Pyongyang telah melakukan uji coba peluncuran misil dan uji nuklir bawah tanah. Negara itu telah menolak tekanan untuk menghentikan program nuklir dengan imbalan lebih banyak bantuan pangan dan bantuan lainnya.
Kerry dan Presiden Xi juga berbicara mengenai pemanasan global, HAM, dan apa yang dianggap Amerika usaha China untuk menegaskan posisinya di Asia dengan membangun zona pertahanan udara di atas Laut Cina Timur. Zona itu mencakup kepulauan yang juga diklaim Jepang.
Kerry mengatakan ia mendesak Beijing untuk mengambil pendekatan yang lebih bersahabat untuk menyelesaikan sengketa wilayah. Menteri Luar Negeri China mengatakan, China memilih resolusi damai, namun tidak akan ragu melindungi kedaulatannya.
Kerry meninggalkan Beijing Sabtu sore (15/2) dan melangsungkan perjalanan ke Indonesia – perhentian terakhir dalam lawatan Asianya. Ia berencana untuk menyampaikan pidato mengenai perubahan iklim saat berada di Jakarta.
Setelah bertemu Presiden China Xi Jinping, Jumat, Kerry mengatakan China menegaskan kembali komitmennya untuk mewujudkan semenanjung Korea yang bebas nuklir.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan, China tidak akan membiarkan terjadinya kekacauan dan perang di Korea, dan serius dalam janji dan tindakannya.
China merupakan satu-satunya sekutu utama Korea Utara dan sumber penting bantuan perdagangan dan ekonomi.
Pyongyang telah melakukan uji coba peluncuran misil dan uji nuklir bawah tanah. Negara itu telah menolak tekanan untuk menghentikan program nuklir dengan imbalan lebih banyak bantuan pangan dan bantuan lainnya.
Kerry dan Presiden Xi juga berbicara mengenai pemanasan global, HAM, dan apa yang dianggap Amerika usaha China untuk menegaskan posisinya di Asia dengan membangun zona pertahanan udara di atas Laut Cina Timur. Zona itu mencakup kepulauan yang juga diklaim Jepang.
Kerry mengatakan ia mendesak Beijing untuk mengambil pendekatan yang lebih bersahabat untuk menyelesaikan sengketa wilayah. Menteri Luar Negeri China mengatakan, China memilih resolusi damai, namun tidak akan ragu melindungi kedaulatannya.
Kerry meninggalkan Beijing Sabtu sore (15/2) dan melangsungkan perjalanan ke Indonesia – perhentian terakhir dalam lawatan Asianya. Ia berencana untuk menyampaikan pidato mengenai perubahan iklim saat berada di Jakarta.
