Tautan-tautan Akses

China Jatuhkan Sanksi terhadap Perusahaan Amerika Terkait Dukungan Militer untuk Taiwan


Bendera Amerika Serikat terpasang di depan fasilitas Sistem Pertahanan Terpadu milik perusahaan Raytheon yang berlokasi di Woburn, Massachusetts, pada 10 Juni 2019. (Foto: AP/Elise Amendola)
Bendera Amerika Serikat terpasang di depan fasilitas Sistem Pertahanan Terpadu milik perusahaan Raytheon yang berlokasi di Woburn, Massachusetts, pada 10 Juni 2019. (Foto: AP/Elise Amendola)

China pada Jumat (27/12) menjatuhkan sanksi terhadap tujuh perusahaan Amerika Serikat setelah Washington menyetujui bantuan militer senilai US$571,3 juta untuk Taiwan pada minggu lalu. Beijing menyebut bantuan tersebut melanggar "kedaulatan dan wilayahnya."

Pada Jumat (20/12) lalu, Presiden AS Joe Biden menyetujui penarikan dana hingga $571,3 juta untuk bantuan militer bagi Taiwan, yang China anggap sebagai bagian dari wilayahnya.

Tindakan Washington tersebut "mencampuri urusan dalam negeri China dan melemahkan integritas teritorial dan kedaulatan China," ujar kementerian luar negeri China saat mengumumkan sanksi tersebut.

Pernyataan itu juga mengkritisi budget AS untuk sektor pertahanan pada 2025, yang mencakup inisiatif kerja sama keamanan dengan Taiwan serta seruan untuk memperkuat kerja sama industri pertahanan dengan Taipei.

Beijing akan membekukan sejumlah aset China pada beberapa perusahaan pertahanan AS seperti Insitu, Hudson Technologies, Saronic Technologies, Aerkomm dan Oceaneering International, serta anak perusahaan Raytheon yang berbasis di Kanada dan Australia, ungkap pihak kementerian luar negeri.

Sanksi tersebut, yang mulai berlaku pada Jumat, juga melarang perusahaan yang ditargetkan untuk menjalin bisnis dengan organisasi dan individu yang berada di dalam wilayah China.

Amerika Serikat tidak secara resmi mengakui Taiwan secara diplomatis namun telah menjadi sekutu dan pemasok senjata terbesar bagi wilayah yang memiliki pemerintahannya sendiri itu.

China, yang telah mengatakan bahwa pihaknya akan menggunakan kekuatan jika diperlukan untuk memaksa Taiwan berada dalam kendalinya, telah meningkatkan tekanan terhadap pulau tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Negara Tirai Bambu itu telah melaksanakan tiga putaran latihan militer skala besar sejak Presiden Taiwan Lai Ching-te mulai menjabat pada Mei lalu.

Juru bicara kementerian luar negeri China, Mao Ning, memperingatkan bahwa dukungan Amerika Serikat bagi Taiwan "hanya akan berakibat buruk terhadap AS sendiri."

"China akan terus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk secara kuat membela kedaulatan, keamanan, serta kepentingan pembangunannya," kata Mao dalam konferensi pers.

Pengumuman sanksi pada hari Jumat itu menyusul sanksi yang dijatuhkan awal bulan ini terhadap 13 perusahaan Amerika Serikat yang menjual senjata kepada Taiwan. [rs]

Forum

XS
SM
MD
LG