China menyatakan pihaknya menghormati hasil pemilu AS dan memberi ucapan selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya. Sementara itu, sebuah surat kabar resmi menyerukan pendekatan "pragmatis" terhadap perselisihan bilateral saat ancaman tarif AS muncul.
Trump, anggota Partai Republik yang telah berjanji akan menerapkan tarif yang ketat, merebut kembali jabatan di Gedung Putih dengan kemenangan telak atas kandidat dari Partai Demokrat Kamala Harris dalam pemilihan pada Selasa (5/11).
"Kami menghormati pilihan rakyat Amerika dan mengucapkan selamat kepada Trump atas terpilihnya ia sebagai presiden," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan pada Rabu (6/11) malam.
Hubungan China-AS telah tegang selama bertahun-tahun, terutama terkait perdagangan dan keamanan, termasuk Taiwan dan Laut China Selatan.
Kemenangan Trump dapat menghidupkan kembali isu-isu dari masa jabatan pertamanya sebagai presiden pada 2017-2021, ketika dia memulai perang dagang dengan ekonomi terbesar kedua di dunia dan menjatuhkan tarif terhadap barang-barang asal China.
Surat kabar pemerintah China Daily, dalam sebuah tajuk rencana pada Rabu menggambarkan masa jabatan kedua Trump sebagai "potensi awal baru dalam hubungan China-AS jika kesempatan yang ditawarkan tidak disia-siakan."
Pemerintahan Biden tidak membuang kebijakan perdagangan Trump dan terus menargetkan praktik industri yang digerakkan oleh China.
Pada bulan September, AS memberlakukan kenaikan tarif yang tajam pada barang impor dari China, termasuk bea masuk sebesar 100% untuk kendaraan listrik, 50% untuk sel surya, dan 25% untuk baja, aluminium, baterai kendaraan listrik, dan mineral utama, dalam upaya untuk melindungi industri strategis Amerika.
Pemerintahan AS berikutnya dapat memperkuat dialog dan komunikasi dengan China untuk menangani perbedaan, kata China Daily.
Namun, ancaman Trump untuk mengenakan tarif 60% pada impor barang China menimbulkan risiko besar bagi pertumbuhan China.
Tarif yang diancam tidak hanya jauh lebih tinggi daripada 7,5%-25% yang dikenakan pada China selama masa jabatan pertama Trump, ekonomi China juga berada dalam posisi yang jauh lebih rentan karena menghadapi penurunan tajam harga properti, utang pemerintah daerah yang memberatkan, dan permintaan domestik yang lemah.
Kebijakan AS dan "kesalahpahaman" terhadap China telah menimbulkan tantangan yang signifikan bagi hubungan kedua negara, kata China Daily.
"Pendekatan pragmatis terhadap hubungan bilateral sangat penting dalam menavigasi kompleksitas tantangan global."
Penanganan yang tepat dalam hubungan China-AS, yang disebut surat kabar itu sebagai hubungan bilateral terpenting di dunia, "tidak hanya melayani kepentingan bersama kedua negara tetapi juga akan menyuntikkan kepastian dan stabilitas yang lebih besar ke dunia." [uh/ab]
Forum