China membela diri terkait insiden akhir pekan lalu ketika dua jet tempurnya dan sebuah pesawat intai militer AS berpapasan di atas Laut China Timur.
Pejabat militer AS mengatakan satu dari dua jet tempur J-10 China terbang di bawah pesawat Angkatan Laut AS EP-3 dengan kecepatan tinggi pada hari Minggu (23/7), kemudian melambat dan mengambil posisi tepat di depan pesawat Amerika, sehingga memaksa awak pesawat EP-3 melakukan tindakan mengelak untuk mencegah tabrakan. Salah satu jet China itu dipersenjatai.
Pesawat AS tersebut sedang melakukan misi pengintaian di perairan internasional 80 mil laut, atau 150 kilometer, dari kota Qingdao di China ketika insiden tersebut terjadi.
Namun, dalam situsnya hari Selasa (25/7), Kementerian Pertahanan China mengatakan bahwa tindakan dua pilot pesawat tempurnya itu “legal, perlu dan profesional.” Kementerian tersebut meminta AS untuk mengakhiri penerbangan pengintaian yang “tidak aman, tidak profesional dan tidak ramah.”
Penerbangan seperti itu telah “mengancam keamanan nasional China, merusak keamanan militer China-Amerika di udara dan laut” dan mempertaruhkan nyawa pilot di kedua pihak, katanya. [lt]