China, Kamis (4/11), menuding AS sengaja membesar-besarkan kemungkinan adanya ancaman nuklir dari negara itu.
“Laporan yang dikeluarkan Departemen Pertahanan AS, seperti laporan-laporan serupa sebelumnya, mengabaikan fakta dan penuh prasangka," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin.
Dalam laporan tahunannya yang dirilis Rabu (3/11), Pentagon mengatakan bahwa China telah meningkatkan persenjataan nuklirnya jauh lebih cepat daripada yang diantisipasi sebelumnya.
Amerika Serikat menyatakan China merupakan perhatian keamanan utamanya untuk masa depan karena Beijing berusaha keras membangun Tentara Pembebasan Rakyat-nya menjadi "kekuatan kelas dunia" pada tahun 2049.
Laporan itu mengatakan, militer China diperkirakan memiliki 700 hulu ledak nuklir pada 2027, dan dapat mencapai 1.000 pada 2030, dua setengah kali jumlah yang diprediksi Pentagon hampir setahun yang lalu.
Seperti Amerika Serikat dan Rusia, dua kekuatan nuklir terkemuka, China sedang membangun "triad nuklir," dengan kemampuan meluncurkan senjata nuklir dari misil balistik yang berbasis di darat, udara, dan laut.
Beijing juga "membangun infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung ekspansi besar-besaran kekuatan nuklirnya," menurut laporan Pentagon kepada Kongres tentang perkembangan militer China itu.
Meski demikian laporan itu juga menyatakan, China tidak mengembangkan kemampuan untuk meluncurkan serangan nuklir tanpa alasan pada saingan-saingannya yang bersenjata nuklir, terutama Amerika Serikat. Laporan itu menyebutkan, Beijing mengembangkan kekuatan nuklirnya untuk menciutkan nyali pihak-pihak yang ingin melakukan serangan. [ab/uh]