Jaksa China telah mendakwa seorang warga negara Jepang atas dugaan melakukan spionase, kata Kementerian Luar Negeri China, Kamis (22/8), seraya menambahkan bahwa hak orang-orang yang terlibat dalam kasus tersebut akan dilindungi.
Warga Jepang tersebut baru-baru ini didakwa sesuai dengan hukum, kata Mao Ning, juru bicara kementerian itu, pada konferensi pers reguler ketika ditanya tentang dakwaan terhadap seorang karyawan Jepang di Astellas Pharma Inc.
Hubungan antara China dan Jepang semakin tegang dalam beberapa tahun terakhir karena kedua negara menghadapi masalah mulai dari klaim teritorial hingga keputusan Tokyo untuk melepaskan air olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang lumpuh ke laut.
Penangkapan sejumlah warga negara Jepang di China telah memicu ketegangan tersebut.
Penahanan karyawan Astellas di China tahun lalu telah menimbulkan dampak buruk terhadap bisnis, kata beberapa pejabat Jepang, dan berkontribusi terhadap penurunan investasi asing dan eksodus ekspatriat Jepang.
Perusahaan farmasi Jepang tersebut mengatakan pada hari Rabu bahwa salah satu karyawan Jepangnya yang ditahan sejak Maret 2023 karena dicurigai melakukan mata-mata telah didakwa oleh pihak berwenang China, tanpa menyebutkan nama individu bersangkutan.
Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan seorang pria berusia 50-an yang ditahan di Beijing tahun lalu telah didakwa pada pertengahan Agustus, juga tanpa mengidentifikasi orang tersebut.
“China adalah negara yang menjunjung tinggi hukum, yang menyelidiki dan menangani aktivitas yang melanggar hukum dan ilegal sesuai dengan hukum,” kata Mao.
“Pada saat yang sama (China) melindungi hak dan kepentingan sah orang-orang yang terlibat, dan memfasilitasi tugas pejabat konsulat Jepang yang ditempatkan di China,” katanya. [ab/lt]
Forum