Tautan-tautan Akses

China Laporkan Hampir 10 Ribu Kasus Virus Corona


Petugas rumah duka (mengenakan pakaian pelindung), membantu koleganya menyemprotkan pembasmi kuman seusai memindahkan jenazah pasien yang terinfeksi virus corona dari rumah sakit di Wuhan, provinsi Hubei, China, 30 Januari 2020.
Petugas rumah duka (mengenakan pakaian pelindung), membantu koleganya menyemprotkan pembasmi kuman seusai memindahkan jenazah pasien yang terinfeksi virus corona dari rumah sakit di Wuhan, provinsi Hubei, China, 30 Januari 2020.

China menyatakan ada hampir 10 ribu kasus virus corona yang dikukuhkan di negara itu. Virus itu menyebabkan 213 kematian di China, tempat virus itu muncul akhir tahun lalu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penyebaran virus ke seluruh dunia menjadikannya sebagai darurat kesehatan global, serta “kejadian luar biasa” yang memerlukan tanggapan internasional secara terpadu.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump memperingatkan warga Amerika agar tidak bepergian ke China.

Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan petunjuk perjalanan Level 4, anjuran agar tidak melakukan perjalanan ke China. Warga AS yang sekarang berada di China, juga direkomendasikan untuk meninggalkannya.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular AS (CDC) hari Selasa mengeluarkan petunjuk level 3, yang menganjurkan warga Amerika untuk menghindari semua perjalanan yang tidak perlu ke China.

Sementara itu Inggris melaporkan kasus pertama yang dikukuhkan pada hari Jumat (31/1). “Kami dapat kukuhkan ada dua pasien di Inggris, anggota satu keluarga, yang tesnya terbukti positif virus corona,” kata Chris Whitty, pejabat kesehatan tertinggi Inggris. Ia mengatakan kedua pasien itu mendapat perawatan spesialis dari Badan Layanan Kesehatan Nasional negara tersebut.

India dan Filipina juga mengukuhkan kasus pertama mereka, menambah jumlah negara yang melaporkan pasien yang telah dikukuhkan tertular virus corona. Negara-negara itu mencakup Australia, Kanada, Finlandia, Jerman, Hong Kong, Jepang, Nepal, Singapura, Korea Selatan, Thailand, Uni Emirat Arab dan Vietnam.

Menurut sebuah laporan BBC, penularan sulit dikenali dan dihentikan karena diperkirakan hanya satu dari lima kasus yang menunjukkan “gejala parah.” Artinya, orang dapat menularkan virus itu tanpa menunjukkan gejala-gejala mengidapnya atau tanpa mengetahui bahwa mereka sendiri tertular virus tersebut.

Dr. Nancy Messonnier dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular AS (CDC) mengatakan gejala-gejala pilek atau flu dan mengidap virus corona itu mirip, tetapi faktor risikonya adalah pernah mengunjungi provinsi Hubei di China atau mengadakan kontak dekat dengan mereka yang pernah ke sana.

Virus ini pertama kali muncul di Wuhan, provinsi Hubei. Warga diinstruksikan untuk tetap tinggal di rumah dan transportasi umum ditutup.

Mi Feng, juru bicara komisi Kesehatan Nasional China, Jumat (31/1) mengatakan, “Pemerintah China telah menyatakan pentingnya pengendalian epidemi dan kami telah memberlakukan langkah-langkah pengendalian paling ketat. Kami berharap dapat bekerjasama dengan negara-negara lain untuk mengamankan kesehatan di kawasan dan global serta keselamatan masyarakat.” [uh/lt]

XS
SM
MD
LG