Upaya menebar perpecahan terkait kebijakan China di kawasan Xinjiang akan gagal, sebut kementerian luar negeri China, Selasa (31/12), menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke kawasan negara tetangganya di Asia Tengah.
Banyak negara Barat telah menyatakan keprihatinan mendalam atas laporan bahwa China telah menahan warga Muslim di kawasan Xinjiang dalam kondisi yang sangat keras, di mana Pompeo sangat kritis mengenai hal ini.
Beijing menyatakan sedang menjalankan program pelatihan keterampilan untuk memerangi ekstremisme.
Pekan depan Pompeo dijadwalkan mengunjungi Kazakhstan dan Uzbekistan, teman dekat China yang tidak mengkritik kebijakannya di Xinjiang, meskipun warga kedua negara itu memiliki hubungan budaya dan agama yang dekat dengan penduduk Xinjiang.
Sewaktu berbicara dalam brifing pers harian, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan negara-negara Asia Tengah lebih baik dalam menilai situasi dibandingkan dengan Washington.
“Mengenai situasi nyata di Xinjiang, lima negara Asia Tengah memiliki pemahaman yang bahkan lebih baik daripada AS dan memiliki hak lebih besar untuk berbicara mengenai masalah itu,” kata Geng.
PBB dan organisasi-organisasi HAM memperkirakan antara 1 juta dan 2 juta orang, kebanyakan Muslim Uighur, telah ditahan. China membantah keras telah memperlakukan mereka dengan buruk. [uh/ab]