China pada Rabu (29/11) memperingatkan pihak berwenang Taiwan mengenai kemerdekaan dan menyerukan rakyat Taiwan agar menentang kemerdekaan demi keselamatan dan kesejahteraan mereka sendiri.
“Kemerdekaan Taiwan berarti perang,” kata Chen Binhua, juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Dewan Negara China, pada pengarahan pers rutin pada Rabu pagi.
“Kami berharap sebagian besar warga Taiwan dapat menyadari bahaya serius dari kemerdekaan Taiwan serta menentang dan menolak tegas kemerdekaan Taiwan demi keselamatan dan kesejahteraan mereka sendiri serta demi perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan untuk mendorong kembalinya hubungan lintas selat ke jalur perdamaian dan pembangunan yang benar,” lanjutnya.
Chen mengemukakan itu sewaktu ditanya mengenai pernyataan keberatan kandidat presiden Taiwan Hou Yo-ih terhadap kemerdekaan Taiwan. Hou sebelumnya mengatakan pemilihan presiden tahun depan akan menjadi pilihan antara perang dan perdamaian, menurut berbagai laporan media.
“Sekarang ini, Taiwan menghadapi pilihan penting antara dua jalur dan prospek perdamaian dan perang, kemakmuran dan kemunduran. Kami berharap banyak warga Taiwan yang menyadari bahwa para pendukung kemerdekaan Taiwan adalah pembuat onar dan perang,” kata Chen. Ia menyebut William Lai, yang sekarang menjabat wakil presiden Partai Progresif Demokratik dan calon presiden, serta pasangannya, Bi-khim Hsiao, sebagai pasangan separatis kemerdekaan Taiwan.
Pernyataan itu muncul setelah seluruh kandidat presiden dalam pemilu mendatang Taiwan tahun depan diumumkan sebelumnya.
Hasil pemilu dapat berdampak besar terhadap hubungan antara China dan AS, yang terikat oleh UU-nya sendiri untuk memberi Taiwan senjata yang diperlukannya untuk membela diri. Perselisihan mengenai Taiwan merupakan titik konflik utama dalam hubungan AS-China. [uh/ab]
Forum