Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengunjungi sebuah pangkalan militer, Jumat (6/1), untuk mengamati langsung latihan pasukan keamanannya, sementara saingannya, China, memprotes lewatnya kapal perusak Angkatan Laut AS melalui Selat Taiwan.
Ketegangan antara China dan Taiwan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda di tahun baru.
Beijing mengklaim Taiwan yang berpemerintahan sendiri sebagai wilayah China dan akan dikendalikan secara paksa jika perlu. Beijing juga selalu memprotes perjalanan kapal perang AS dan asing lainnya melalui Selat Taiwan, salah satu jalur perairan tersibuk di dunia.
Kunjungan Tsai ke pangkalan militer di Chiayi dilakukan saat Taiwan berusaha meningkatkan pertahanannya untuk mengatasi ancaman dari China. Itu termasuk memperluas industri pembuatan kapal dan senjata dalam negeri, membeli lebih banyak persenjataan pertahanan dari AS dan memperpanjang wajib militer untuk semua pria dari empat bulan menjadi satu tahun penuh mulai 2024.
Selain mengamati latihan batalion infanteri mekanik Angkatan Darat, Tsai juga mengunjungi Sayap Tempur Taktis Keempat Angkatan Udara Taiwan, yang pilotnya sebagian besar bertanggung jawab mencegat pesawat militer China yang mendekati garis tengah Selat Taiwan.
“Saya ingin menegaskan kembali bahwa kegiatan terus-menerus Tentara Pembebasan Rakyat China (di sekitar Taiwan) tidak membantu memperbaiki hubungan lintas-selat maupun perdamaian dan stabilitas kawasan,” kata Tsai.
“Saat kita menghadapi perluasan otoritarianisme, kita hanya bisa memperkuat kemampuan tempur dan ketangguhan negara untuk mengamankan keamanan dan kepentingan nasional kita,” imbuhnya.
Sementara itu, China menuduh AS “secara terang-terangan unjuk kekuatan” dengan menggerakkan kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke, USS Chung-Hoon, melalui selat itu. China mengatakan bahwa pasukannya memantau kapal itu sepanjang waktu.
“Komando Wilayah Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengorganisir pasukan untuk memantau seluruh perjalanan kapal AS dan menyadari sepenuhnya semua tindakannya,” kata juru bicara komando Kolonel Shi Yi dalam pernyataan singkat yang diposting ke media sosial. AS mengatakan selat itu adalah perairan internasional yang berada di luar wilayah negara mana pun.
“Pergerakan Chung-Hoon melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer Amerika Serikat terbang, berlayar, dan beroperasi di mana saja yang diizinkan oleh hukum internasional,” kata Armada ke-7 yang berbasis di Jepang dalam sebuah pernyataannya. [ab/uh]
Forum