Selagi musim dingin menggigit, Eropa menghadapi kekurangan gas alam, dan volume ekspor gas alam Rusia yang lebih rendah memaksa kenaikan harga.Tetapi pasokan gas alam Rusia yang semakin tidak menentu akan memburuk karena Moskow merencanakan pembangunan jaringan pipa baru ke China, yang akan memberdayakan Rusia menjual gas kepada penawar tertinggi.
Dari ladang-ladang gas alam luas dan beku di Siberia, Rusia sudah mengirim gas alam ke China. Jaringan pipa “Power of Siberia 1” diresmikan pada 2019, dan mengalirkan gas alam dari ladang gas alam di Rusia timur jauh guna membantu menggerakkan ekonomi China.
“Power of Siberia 1 menggunakan gas alam yang tidak berasal dari ladang yang memasok pasar Eropa. Jadi saat ini bukan masalah bahwa gas Rusia ke China akan merugikan gas alam yang seharusnya disalurkan ke Eropa,” kata Tom Marzec-Manser, pemimpin dari Gas Analytics di ICIS.
Tetapi situasi itu bisa berubah sebentar lagi. Moskow dan Beijing sudah hampir mencapai persetujuan untuk jaringan pipa ke dua, "Power of Siberia 2", yang akan melipatgandakan ekspor gas dari Rusia ke China. Jaringan ini akan melintasi Mongolia dan menuju kawasan industri yang membutuhkan banyak energi di dekat Beijing.
Jaringan ini juga bisa disambungkan ke jaringan gas alam internal Rusia, dan menghubungkan China dengan ladang gas alam di semenanjung Yamal, Rusia, yang memasok Eropa.
“Hal ini akan memberi Gazprom, eksportir gas alam utama Rusia, opsi untuk mengirim gas ke satu pasar tertentu dan tidak ke pasar lainnya,” jelas Marzec-Manser.
Kondisi seperti itu akan memberi Rusia peluang untuk memilih pembeli yang disukainya.
Filip Medunic dari Dewan Eropa untuk Urusan Luar Negeri mengatakan, “Secara teknis, sulit untuk meramalkan apakah sistem penetapan harga akan dirancang sedemikian rupa sehingga ada peluang untuk menjual gas alamnya ke penawar tertinggi, tetapi saya kira maksud Rusia adalah ke sana, mampu memanfaatkan kekuatan tawar-menawarnya, paling tidak dari segi retorikanya, dalam dekade mendatang.”
Rusia telah mengerahkan lebih dari 100 ribu pasukan di perbatasannya dengan Ukraina. Pihak Barat telah mengancam akan memberlakukan sanksi yang melumpuhkan seandainya Rusia melakukan invasi, dan akibatnya ada insentif lain untuk Moskow untuk mencari pelanggan baru untuk gas alamnya, demikian menurut para analis.
“Ke depannya Uni Eropa, khususnya dari segi dekarbonisasi, gas alam akan punya peran semakin kecil dalam kurun waktu jangka menengah dan panjang,” imbuh Tom Marzec-Manser.
Tetapi mengarungi pasar China yang baru juga akan tidak mudah untuk Moskow kata analis.
“China terkenal menggunakan bobot dan postur politik, ekonomi, juga militernya, dan merupakan mitra berunding yang alot. Dan China sudah tentu juga menganggap pihaknya merupakan kekuatan hegemoni, sementara Rusia hanya mitra junior saja,” lanjut Filip Medunic,
Ada spekulasi bahwa kesepakatan jaringan pipa "Power of Siberia 2" mungkin akan ditandatangani selama berlangsungnya Olimpiade Musim Dingin di Beijing bulan depan, tetapi belum ada konfirmasi sejauh ini. [jm/lt]