China hari Rabu (24/12) menyampaikan “keprihatinan dan penyesalan” atas kematian seorang demonstran di luar tambang tembaga di Myanmar.
Hari Senin seorang perempuan tewas dan 20 lainnya cedera ketika polisi melepaskan tembakan kearah demonstran di tambang tembaga Letpadaung. Dua orang lagi cedera hari Selasa.
Demonstran menentang perluasan tambang itu dengan mengatakan tambang itu dibangun di tanah yang dirampas dari penduduk setempat dan bisa merusak lingkungan.
Juru bicara kementrian luar negeri China Hua Chunying hari Rabu (24/12) mengatakan China berharap pertikaian itu bisa “ditangani dengan baik secepatnya”.
Wan Bao, perusahaan China yang mengoperasikan tambang itu juga menyampaikan simpati dengan mengatakan kematian perempuan itu “tidak beralasan”.
Juru bicara perusahaan itu, Dong Yun Fei mengatakan perusahaan itu bertekad untuk menyelesaikan masalah itu lewat perundingan. Tapi ia juga menyalahkan kelompok-kelompok yang tidak disebut namanya, karena memperkeruh masalah.